Forex Trading Jadi Lahan Terbesar Investasi Bodong

Satgas Waspada Investasi (SWI) mengungkap beberapa modus investasi bodong

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2019, 14:15 WIB
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Trading forex ilegal menjadi entitas penawaran investasi bodong yang paling banyak ditemukan Satgas Waspada Investasi (SWI). Per 31 Oktober 2019, SWI berhasil menemukan 171 forex ilegal atau yang tidak mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam Lumban Tobing menyebutkan saat ini masyarakat masih tergiur dengan penawaran keuntungan yang besar tanpa memikirkan risiko terlebih dahulu.

“Investasi legal ini kedoknya kebanyakan adalah perdagangan Forex yang menginginkan keuntungan yang sangat besar tanpa risiko,” kata dia, di Warung Waspada Investasi Kafe The Gade, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Dia mengungkapkan kegiatan usaha yang dihentikan Satgas Waspada Investasi meliputi, 171 Trading Forex, 11 Investasi uang, 19 Multi Level Marketing, dan 13 investasi Cryptocurrency. Totalnya ada 263 entitas penawar investasi bodong yang dihentikan Satgas Waspada Investasi. 

“Jadi banyak perdagangan perdagangan Forex itu menawarkan kita itu mendapat keuntungan contohnya bisa 1 persen per hari tanpa ada risiko,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Himbauan OJK

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta,(4/11/2015). Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pembahasan enam beleid sudah final karena tidak ada lagi perdebatan dari segi substansi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Oleh karena itu dengan maraknya penawaran investasi ilegal ini, OJK mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati memilih platform investasi. Masyarakat harus memastikan platform yang dipilih sudah mengantongi izin OJK. 

“Masyarakat kita memang perlu kita edukasi supaya jangan cepat tergiur terhadap hal-hal seperti ini karena pada dasarnya ini adalah penipuan bisa merugikan masyarakat,” ujarnya.

Menurut Tongam masyarakat juga harus memastikan produk investasi yang ditawarkan memiliki izin dalam menawarkan produk investasi atau tercatat sebagai mitra pemasar. Selain itu, masyarakat harus memastikan logo instansi atau lembaga pemerintah dalam media penawarannya sudah dilakukan sesuai ketentuang perundang-undangan. 

“Korban dari kegiatan koperasi ilegal Multi Level Marketing kemudian arisan online mungkin juga atau penipuan-penipuan lain yang berkedok investasi atau mandi game ini kita tampung semua disini, sehingga kita bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat,” tutupnya.

Selain itu, Satgas juga menemukan 1369 Fintech peer-to-peer (P2P) lending ilegal per 31 Oktober 2019 dan 68 entitas gadai ilegal. Adapun peningkatan jumlah entitas yang ilegal yang pertama pada 2017 adalah 10 entitas lalu meningkat pada tahun lalu menjadi 108 dan tahun ini sudah 262 entitas yang sudah ditangani.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya