Tak Terima Sofa Usia 2 Tahun Berubah Warna, Pasangan di Inggris Minta Uang Kembali

Pada 2017, mereka membeli sofa berwarna abu arang. Selang dua tahun berjalan, sofa berubah warna jadi kehijauan.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Nov 2019, 12:32 WIB
Ilustrasi sofa. (dok. Dekoruma/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Sofa adalah salah satu furnitur yang hampir dimiliki semua orang dalam rumahnya. Kebanyakan, orang yang memilih sofa dengan kualitas baik agar dapat nyaman ketika diduduki. Tapi, faktor bentuk dan warna juga diutamakan agar dapat sesuai dengan interior rumah.

Sama halnya dengan pasangan asal Inggris, David dan Alison Parsons. Tapi, baru-baru ini mereka kecewa karena sofa yang dibeli dua tahun lalu berubah warna dan mereka tidak menyukainya.

Dilansir dari Metro UK, 1 November 2019, David dan Alison membeli sebuah sofa berwarna abu arang pada November 2017 dari toko furnitur Harveys. Sofa dengan harga 1.500 euro atau setara dengan Rp23,5 juta ini dibayar mereka dengan cicilan empat tahun.

Baru dua tahun berjalan, sofa tersebut tiba-tiba berubah warna menjadi hijau. Padahal, mereka mengatakan bahwa sudah menjauhkan sofa dari paparan sinar matahari langsung. 

"Aku menyadari ada sedikit warna kehijauan di sofa. Tapi, aku pikir aku hanya berhalusinasi dan membiarkannya. Lama-kelamaan, warnanya semakin berubah dan orang-orang mulai menyadarinya juga," ungkap Alison.

Dia menambahkan bahwa bagi mereka, sofa merupakan sebuah investasi yang besar. Mereka ingin sofa yang dibeli terlihat bagus dan enak dilihat. Tapi, kondisinya saat ini malah membuat mereka seolah ingin menyembunyikannya saja.

Merasa barangnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan, pasangan ini mengajukan komplain ke pihak Harveys. Mereka ingin mengajukan permohonan pengembalian sofa dan meminta uang mereka kembali. Tapi, Harveys tidak bisa memenuhinya.

"Laporan dari mereka mengatakan bahwa penyebab perubahan warna adalah sinar matahari. Tapi, kami sudah meletakkan sofa sedikit jauh dari jendela. Bahkan, bagian yang tidak terkena matahari juga berubah menjadi hijau," tutur David.

Kekecewaan ini semakin terasa karena mereka mengaku memiliki garansi. Tapi, pihak Harveys mengatakan perihal perubahan warna tak bisa ditanggung.

"Kami sangat kecewa. Aku merasa mereka kabur dari masalah. Baik aku dan Alison bekerja di bidang ritel, dan bila kami memperlakukan pelanggan begini, bisnis tidak akan bertahan," ujar David lagi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Klarifikasi Toko

Jika Anda merasa bosan dengan model sofa lama Anda maka ubah sofa Anda tersebut agar terlihat seperti baru.

Hingga kini, mereka masih harus terus membayar cicilan sofa tersebut. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya yang salah adalah bahan sofa itu sendiri. "Kamu berharap barang ini akan bertahan lama, setidaknya sampai pembayaran lunas dilakukan," tambah Alison.

Pasangan ini mengatakan bahwa mereka tidak akan berbelanja lagi di Harveys karena pelayanan yang buruk. Mengetahui hal tersebut, pihak Harveys juga memberikan klarifikasi. Juru bicaranya mengatakan bahwa mereka telah melayani David dan Alison sesuai prosedur dan Hukum Hak Konsumen Tahun 2015.

Dikarenakan mereka menghubungi pihak Harveys lebih dari enam bulan setelah pembelian, segala kerusakan memang sudah menjadi tanggung jawab konsumen. 

Dari laporan dan pengecekan yang didapatkan Harveys, tidak ada kecacatan dari manufaktur sofa. Perubahan warna terjadi karena sofa terpapar dengan sinar matahari langsung.

"Saat pembelian, semua pembeli mendapatkan selebaran yang menerangkan bahwa furnitur tidak boleh diletakkan di tempat yang terpapar matahari langsung," kata juru bicara tersebut.

Dia menjelaskan lebih lanjut, di halaman lima pada selebaran tersebut sudah tertulis jelas akibat dari paparan sinar matahari, suhu ekstrem dan perubahan kelembapan, yakni sofa dapat berubah warna, patah, menyusut hingga melengkung. Karenanya, mereka tidak bisa melakukan tindakan apapun terhadap keluhan David dan Alison. (Novi Thedora)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya