Korea Utara Puas Telah Uji Coba Peluncur Roket 'Super Besar'

Kim Jong-un "menyatakan kepuasan" pada keberhasilan tes dan memberi selamat kepada para ilmuwan yang telah mengembangkan senjata.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Nov 2019, 18:16 WIB
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengonfirmasi pada Jumat 1 November 2019 bahwa pihaknya telah melakukan pengujian ketiga terhadap peluncur roket baru "super-besar" yang dikatakannya memperluas kemampuan untuk menghancurkan musuh dalam serangan mendadak.

Uji coba pada Kamis 31 Oktober 2019 itu terjadi di tengah perundingan denuklirisasi Semenanjung Korea dengan Amerika Serikat yang masih mandek.

Kantor Berita Pusat Resmi Korea (KCNA) menggambarkan tes itu sehari setelah Seoul dan Tokyo mendeteksi dua proyektil yang diluncurkan dari daerah dekat Pyongyang, ibu kota Korea Utara, untuk kemudian jatuh di perairan antara Jepang dan Korea Selatan, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (1/11/2019).

Korea Utara telah bergerak untuk meningkatkan kemampuan militernya dalam beberapa waktu terakhir. Tes terbaru peluncur roket mengikuti dua tes senjata yang sama pada Agustus dan September 2019.

Kim Jong-un "menyatakan kepuasan" pada keberhasilan tes dan memberi selamat kepada para ilmuwan yang telah mengembangkan senjata, kata KCNA, menambahkan bahwa sang pemimpin Korea Utara hanya mengawasi dari lokasi yang berbeda.

Surat kabar pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, menerbitkan foto peluncur roket ganda, dikelilingi oleh api dan asap kuning.

Tes Kamis memverifikasi bahwa "sistem tembakan terus-menerus" dari peluncur roket ganda mampu "benar-benar menghancurkan" target kelompok musuh dengan serangan mendadak, KCNA menambahkan.

Para pejabat militer di Jepang dan Korea Selatan mengatakan pada Kamis sore bahwa Korea Utara telah menguji sebuah proyektil yang terbang sejauh lebih dari 322 kilometer di seluruh negara sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Jepang telah mengajukan protes atas tes tersebut, yang ia sebut sebagai peluncuran rudal dan mengatakan "sangat disesalkan".

Simak video pillihan berikut:


Perilaku yang Meningkat

Bendera Korea Utara (AFP)

"Korea Utara terlibat dalam perilaku (agresi) yang semakin meningkat," Senator AS Cory Gardner, seorang politikus dan ketua Sub-komite Hubungan Luar Negeri Senat untuk Asia Timur, Pasifik dan Kebijakan Keamanan Dunia Maya Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Peluncuran ini dan agresi Korea Utara yang berlanjut menggarisbawahi perlunya Administrasi Trump untuk kembali pada kebijakan tekanan maksimum," dan bagi Kongres untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap pemerintahan Kim Jong-un, kata Gardner.

Namun, penasihat keamanan nasional Korea Selatan Chung Eui-yong mengatakan peluncuran rudal Korut tidak menimbulkan "ancaman yang sangat serius".

"Kami juga menguji coba rudal, tidak kurang dari Korea Utara," katanya pada sesi parlemen. "Pertahanan rudal kami dan kemampuan mencegat benar-benar unggul dari mereka."

Tes senjata adalah yang pertama sejak pembicaraan tingkat kerja pada 5 Oktober antara AS dan Korea Utara berakhir tanpa kesepakatan.

Korea Utara telah berulang kali menekankan tenggat waktu akhir tahun untuk pembicaraan denuklirisasi dengan Washington yang ditetapkan Kim awal tahun ini.

Meskipun Kim dan Presiden AS Donald Trump memiliki hubungan "khusus", lingkaran politik Washington dan pembuat kebijakan DPRK dari pemerintah AS "bermusuhan tanpa alasan," kata sebuah pernyataan KCNA bulan lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya