Menteri ESDM Ingin Pembangunan Kilang Cilacap Dipercepat

Pembentukan anak usaha untuk menggarap kilang Cilacap harus dipercepat pada tahun ini

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Nov 2019, 19:30 WIB
Suasana kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa produk BBM atau gasoline, naphtha, kerosine, avutur, solar LSWR, minyak bakar, LPG, pelumas dasar. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ingin kerjasama proyek Kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco harus dipercepat. Saat ini kedua belah pihak masih menghitung nilai aset.

Arifin mengatakan, pembentukan anak usaha untuk menggarap kilang Cilacap harus dipercepat pada tahun ini. Ini dilakukan agar pembangunan fisiknya bisa segera dimulai.

"Saudi Aramco harus secepatnya harus kita percepat harus signifikan tahun ini," kata Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Menurut Arifin, Pertamina dan Saudi Aramco sudah sepakat menunjuk valuator untuk mengetahui nilai aset demi menentukan skema kerjasama. Namun dia enggan menjelaskan lebih detail.

‎"Tapi sudah ada kesepakatan untuk bisa masing-masing pakai valuator. Tapi nanti detail ke Pertamina saja," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Progres

Suasana kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Kilang minyak RU IV Cilacap ini untuk memenuhi kebutuhan BBM bagi Masyarakat Pulau Jawa. (Liputan6.com/JohanTallo)

Perkembangan kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco dalam membangun Kilang Cilacap memasuki ‎babak melibatkan reputable Financial Advisor, dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerjasama. Hal ini untuk menjamin kerjasama pengembangan Kilang Cilacap, akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Rencana awal perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dengan Saudi Aramco akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, diperpanjang sampai akhir September 2019.

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.

Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.

Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.

Sebelumnya, Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya