Organisasi Kemanusiaan Beri Santunan Keluarga Mendiang Alfin Lestaluhu

Erwin Lestaluhu (34) dan Eka Lestaluhu (33), kedua orang tua Alfin tampak terharu dan mengucapkan terima kasih saat menerima santunan tersebut.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 01 Nov 2019, 22:00 WIB
Alfin Lestaluhu kala membela Timnas Indonesia U-16 pada kualifikasi Piala AFC 2020. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Ambon - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan santunan berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta kepada keluarga mendiang Alfin Lestaluhu.

Kepala ACT Cabang Maluku Wahab Loilatu menyerahkan bantuan kepada keluarga Alfin Lestaluhu di rumah almarhum di Jalan Wailatu, kompleks Batugajah, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (1/11/2019).

Antara melaporkan, Erwin Lestaluhu (34) dan Eka Lestaluhu (33), kedua orang tua Alfin tampak terharu dan mengucapkan terima kasih saat menerima santunan tersebut.

Dengan mata berkaca-kaca Erwin menuturkan almarhum yang baru dimakamkan siang hari merupakan anak yang sangat membanggakan keluarga. Kendati masih sangat belia, dia gigih dalam memperjuangkan cita-citanya.

Kesungguhan dan kegigihannya itu telah mengantarnya untuk mengukir prestasi yang membanggakan kedua orang tua. Sosok yang baru menginjak usia 15 tahun pada 1 September 2019 itu menjadi sosok yang menginspirasi bagi ketiga adiknya.

"Dia anak pertama saya, baru umur 15 tahun. Dia sangat membanggakan, anak yang gigih dalam memperjuangkan cita-citanya dan menjadi inspirasi adik-adiknya," ucap Erwin.

Alfin Lestaluhu, kata dia, pulang ke kampung halaman di Tulehu pada 24 September 2019 usai membela Timnas Indonesia U-16 di kualifikasi Piala Asia 2020. Ia mendapatkan libur tiga hari untuk bertemu keluarga.


Kesehatan Menurun

Pemain belakang Timnas Indonesia U-16, Alfin Farhan Lestaluhu (kedua kiri) merayakan golnya ke gawang Filipina U-16 pada laga kualifikasi Piala AFC U-16 2020 Grup G di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (16/9/2019). Indonesia U-16 unggul 4-0. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sesaat setelah tiba di Bandara Internasional Pattimura Ambon, Alfin mengeluh merasa sakit di bagian perut. Dia sempat muntah dan kondisi kesehatannya menurun, tapi kemudian segera sembuh setelah mendapatkan perawatan singkat.

Alfin kembali mengalami sakit di bagian perut ketika beberapa hari mengungsi bersama keluarganya di kompleks perkuliahan Universitas Darussalam (Unidar) Tulehu, karena rumah mereka retak akibat guncangan gempa magnitudo 6,5 pada 26 September 2019.

Mendiang sempat diperiksakan ke RSUD darurat dr Ishak Umarella yang sementara beroperasi di lokasi pengungsian yang sama, tapi tak kunjung membaik. Ia kemudian dirujuk ke RST Tk. II Prof dr JA Latumeten Ambon dan hampir sepekan dirawat di sana.


Tidak Membaik

Alfin kemudian dibawa berobat ke RS Royal Progress Jakarta oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dia lalu dipindahkan ke RS Harapan Kita dan menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Oktober 2019, sekitar pukul sekitar pukul 22.11 WIB.

"Saat mendengar kabar Alfin sakit dan dirawat di RST, PSSI langsung membawanya untuk berobat ke Jakarta. Anak saya mengalami koma dan meninggal di RS Harapan Kita," imbuh Erwin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya