Liputan6.com, Jakarta - Gojek merayakan hari jadinya yang ke-9 pada tahun ini. Perusahaan rintisan yang dibangun oleh Nadiem Makarim dkk ini kini bertransformasi dari sebuah layanan call center pemesanan ojek menjadi aplikasi yang di dalamnya terdapat banyak layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pengguna--Super App.
Setelah ditinggal Nadiem Makarim, Gojek kini diasuh oleh duo Co-CEO Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo. Keduanya menegaskan Gojek masih dengan semangat yang sama, yakni tidak sekadar menjadi perusahaan profit, tetapi juga memiliki dampak sosial ke ekosistem.
Untuk itu, di usianya yang ke-9 tahun, Gojek memaparkan strateginya untuk menghilangkan friksi (hambatan) kehidupan dengan menghubungkan pelanggan dan mitra terbaik Gojek.
Baca Juga
Advertisement
Kevin Aluwi mengatakan, ada empat fokus Gojek yang ingin dicapai. Salah satunya adalah mengutamakan kepuasan pelanggan lewat produk terbaik.
Ada tiga layanan inti yang bakal jadi perhatian, yakni mobilitas melalui peningkatan layanan GoRide dan Gocar, layanan pembayaran dan keuangan yakni GoPay, dan layanan pesan antar makanan atau GoFood.
"Ketiganya akan menjadi titik tumpu yang dibangun perusahaan dan banyak platform yang akan kami bangun untuk menopang ketiga titik ini, termasuk bermitra dengan pihak ketiga," kata Kevin di konferensi pers 9 Tahun Gojek di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Untuk meningkatkan layanan-layanan di atas, Gojek juga akan melakukan investasi jangka panjang dengan mengembangkan cartography untuk membuat maps yang lebih akurat.
Strategi Kedua
Co CEO Gojek Andre Soeslistyo mengungkapkan, strategi kedua yang ingin dicapai adalah memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.
Andre mengungkapkan, selama ini Gojek banyak melakukan promosi menggunakan diskon. Namun ke depannya, kata Andre, Gojek akan pelan-pelan berfokus pada kesinambungan bisnis.
"Ke depannya kami pelan-pelan akan fokus pada kesinambungan bisnis. 'kan enggak bisa investasi merah terus bukunya dan ini penting sekali untuk perkembangan jangka panjang," kata Andre.
Untuk mencapainya, Gojek akan fokus memberikan layanan dan fitur yang baik melalui aplikasinya.
"Kalau produk dan layanan kami baik, pelanggan, merchant, dan driver akan memiliki pengalaman yang baik. Akhirnya pelanggan akan kembali lagi," tutur Andre.
Untuk itu, ke depannya Gojek akan fokus meningkatkan pengalaman pengguna.
"Layanan yang baik jadi ujung tombak Gojek. Bukan berarti pendapatan driver akan berkurang (karena minim diskon ke pelanggan), tetapi pengalaman pengguna yang baik akan membuat pelanggan lebih loyal," katanya.
Advertisement
Strategi Ketiga
Ketiga, Gojek ingin menjadi perusahaan Indonesia yang fokus melakukan ekspansi global. Andre mengatakan, saat ini pengguna global Gojek di empat negara mencapai 20 persen dari keseluruhan pengguna Gojek.
"Indonesia memang masih ujung tombak saat ini, tetapi kami berharap agar ke depannya, kontribusi Gojek dari bisnis di negara-negara lain bisa 50:50," kata Andre.
Dia yakin Gojek bisa jadi solusi yang cocok menangani masalah di negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Andre melihat masih banyak kesempatan bagi Gojek untuk membantu UMKM di negara-negara lainnya.
"Platform ini cocok untuk negara-negara berkembang," tutur dia.
Strategi Keempat
Terakhir, sebagai perusahaan global, Gojek ingin menjadi tempat kerja berkelas dunia, dengan begitu banyak talenta-talenta asing dari seluruh dunia yang mau bergabung dengan Gojek.
"Orang Amerika, Singapura, India, hingga Eropa yang mau gabung dengan Gojek. Kami bangga, karena sebenarnya mereka bisa memilih kerja di manapun tetapi memilih bekerja di Gojek," kata Kevin.
Pendekatan yang dilakukan Gojek untuk menjadi perusahaan kelas dunia adalah selalu menjunjung keberagaman.
(Tin/Why)
Advertisement