Liputan6.com, Jakarta - Pevita Pearce tengah menyiapkan diri untuk syuting film Sri Asih. Selain mendalami naskah, ia makin rajin berolah raga.
Belum lama ini Pevita Pearce mengunggah foto tengah menjalani latihan fisik di sasana. Dalam foto itu, Pevita Pearce mengenakan baju olahraga dua pieces warna hitam yang mengikuti lekuk tubuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Rambut Pevita Pearce dikuncir. Melengkapi penampilan yang sporty, Pevita Pearce mengenakan sneaker warna broken white. Di sela latihan, Pevita Pearce meminum air yang ada di tumbler.
Menyertai foto itu, Pevita Pearce menulis status teks ringkas, “Stay hydrated guys!” Belum genap sejam, unggahan ini disukai lebih dari 150 ribu warganet.
Dipuji Iko Uwais
Sejumlah artis mengagumi transformasi fisik Pevita Pearce. Aktor laga Iko Uwais misalnya, menulis tagar, “#SongongSquad.” Iko Uwais membubuhkan emoji tangan layaknya salam metal yang populer di era 1990-an.
Patricia Gouw menulis, “Gilak, gilak, gilak!” Sementara penyanyi Audy ikut berkomentar, “Makin songong Ningsih!”
Advertisement
Kritik Warganet
Yang menarik, ada warganet mengkritik fisik Pevita Pearce yang berotot membuatnya tampak kurang feminin. Ini berpotensi membuat para pria kurang tertarik padanya.
“Bukan bermaksud apa-apa ya, Pev. Tapi cowok biasanya lebih suka cewek yang bodinya feminin. Bentuk tubuh wanita yang seharusnya, bukan berotot,” kritik seorang warganet.
Terusik
Rupanya, ocehan ini mengusik bintang film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Sebelum Iblis Menjemput. Sejurus kemudian Pevita Pearce bereaksi.
“Bukan bermaksud apa-apa, tetapi apa yang saya lakukan untuk diri saya sendiri. Bukan untuk cowok seperti Anda,” jawab aktris kelahiran Jakarta, 6 Oktober 1992.
Advertisement
Dapat Dukungan
Dalam hitungan menit lebih dari 6.000 warganet mengirim tanda hati. Hampir 1.500 orang menimbrung. Mayoritas mendukung pendapat Pevita Pearce.
“Savage! Lakukan apa yang kita suka ya, Mbak. Bukan untuk membuat orang lain terkesan,” cetus seorang warganet. Yang lain menimpali, “Savage! Ngeri balasannya! Nyucuk jantung, tembus ke ulu hati.” (Wayan Diananto)