Liputan6.com, Prancis Demam karena gigitan tikus dialami seorang wanita berusia 36 tahun asal Prancis. Ia berobat ke klinik penyakit menular dengan keluhan demam, arthralgia (nyeri sendi), mialgia (nyeri otot), dan sakit kepala selama tiga hari.
Wanita yang tak disebut namanya ini melaporkan, tidak berwisata atau melakukan kontak seksual. Ia menyampaikan, tangan kirinya digigit oleh tikus peliharaan dan kemudian mengalami demam.
Baca Juga
Advertisement
Serangan demam tersebut sekitar 10 hari sebelum ia pergi ke klinik. Hasil pemeriksaan, ada ruam kecil, benjolan merah di tangan dan kakinya, sedangkan pergelangan kaki, lutut, dan pergelangan tangan membengkak.
"Pasien dirawat di rumah sakit dan diberi pengobatan ceftriaxone intravena--obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri. Dari sampel darah yang diperoleh dalam 24 jam, positif menderita Streptobacillus moniliformis (demam gigitan tikus)," tulis peneliti Stephane Giorgiutti dalam laporan jurnal The New England Journal of Medicine, Minggu (3/11/2019).
Dokter juga memberikan obat antibiotik untuk mengobati infeksi dari gigitan tikus.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Penyakit yang Jarang Terjadi
Demam akibat gigitan tikus merupakan penyakit yang relatif jarang terjadi dan dapat ditularkan melalui gigitan atau goresan dari tikus, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sekitar tiga perempat dari orang-orang yang mengalami demam gigitan tikus muncul ruam pada tubuh.
Lalu sekitar setengah dari mereka juga mengalami nyeri sendi dan pembengkakan. Jika dibiarkan, demam gigitan tikus mengakibatkan komplikasi serius, termasuk abses (penumpukan nanah) di dalam tubuh dan infeksi pada hati, ginjal, paru-paru, otak, dan jantung.
Sebanyak 1 dari 10 orang dengan demam gigitan tikus karena infeksi S. moniliformis meninggal, menurut laporan CDC.
Melansir Live Science, bila segera tertangani, pasien dapat pulih dari penyakit. Dalam kasus wanita ini, gejalanya hilang setelah sekitar satu minggu perawatan dengan antibiotik.
"Diagnosis demam gigitan tikus dibuat. Melalui perawatan mendalam, demam dan nyeri sendi pada wanita itu sembuh. Pasien dipulangkan pada hari ke-7 dan menyelesaikan pengobatan lewat antibiotik amoksisilin oral. Dia tetap sehat saat follow-up (pemeriksaan lanjutan) 3 bulan kemudian," tambah Stephane.
Kasus demam gigitan tikus dalam jurnal berjudul Rat Bite Fever, yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 31 Oktober 2019.
Advertisement
Hindari Penularan dari Tikus
Untuk menghindari tertular penyakit dari hewan pengerat, seperti tikus, CDC merekomendasikan, mencuci tangan segera setelah menyentuh, memberi makan atau merawat hewan pengerat.
Selepas membersihkan kandang juga perlu mencuci tangan. CDC juga memperingatkan, orang untuk tidak mencium, membasmi atau memegang hewan pengerat dekat dengan wajah. Ini karena dapat mengejutkan hewan pengerat sehingga meningkatkan risiko digigit.
Anda juga harus memberi tahu dokter jika Anda punya hewan pengerat peliharaan.
Adanya hewan pengerat yang bisa menyebarkan penyakit, CDC tidak merekomendasikan hewan pengerat sebagai hewan peliharaan untuk wanita hamil, keluarga dengan anak-anak usia 5 atau lebih muda, serta orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Kelompok-kelompok di atas berisiko lebih tinggi tertular penyakit serius dari tikus.