Liputan6.com, Jakarta Studi terbaru membuktikan, sentuhan fisik seperti bergandengan tangan bisa sangat membantu dalam mengurangi rasa nyeri. Manfaat tersebut bisa dirasakan, terutama bagi mereka yang memang menjalin hubungan.
Temuan mengenai manfaat bergandengan tangan itu diungkap oleh para peneliti dari University of Haifa. Mereka menyajikan hasil studi tersebut dalam pertemuan Society for Neuroscience di Chicago beberapa pekan lalu.
Advertisement
"Kita semua tahu bahwa bergandengan tangan penting untuk dukungan sosial. Tapi di sini kami menunjukkan mekanisme otak terhadap efek ini," ujar profesor psikologi Simone Shamay-Tsoory yang terlibat dalam penelitian.
"Untuk pertama kalinya kami menunjukkan bahwa gelombang otak menjadi sinkron ketika orang bergandengan tangan, dan dukungan seperti ini efektif meredakan nyeri," jelasnya, melansir New York Post.
Tak berdampak positif bila sentuhan berasal dari orang asing
Simone Shamay-Tsoory dan timnya telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun. Pada studi yang dipublikasikan dalam Journal of Pain milik American Pain Society di 2016, para peneliti membandingkan efek sentuhan baik dari orang tersayang maupun dari orang asing. Mereka meneliti dampak empati pada tingkat nyeri. Para peneliti menemukan, ketika gandengan tangan berasal dari orang tersayang, kadar nyeri menjadi berkurang. Namun ketika empati itu ditunjukkan oleh orang asing, tak menunjukkan efek apa pun.
Pada 2018, para peneliti melanjutkan temuan mereka dengan menggunakan alat pindai EEG untuk mengukur sinyal otak pasangan yang salah seorang di antaranya menderita nyeri. Kali ini, studi yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukan gelombang otak pasangan tersebut menjadi sinkron.
Advertisement
Hasil penelitian diragukan
Meski begitu, peneliti lain yang tidak terlibat dalam studi tersebut masih menyangsikan temuan itu. Juulia Suvilehto, peneliti dari Linkoping University menyatakan skeptis bahwa gandengan tangan akan memberi dampak sebesar itu. Dan dia menduga temuan tersebut lebih bersifat korelasional dibandingkan causalitas.
Selain itu, Suvilehto juga mengatakan sentuhan mampu menurunkan respons tubuh terhadap sres hingga secara teori bisa menghilangkan nyeri juga.