Selain Beras, Konsumsi Ikan dan Protein Orang Indonesia Termasuk Tinggi di Dunia

Tak hanya beras, Indonesia termasuk salah satu negara dengan porsi asupan tertinggi ikan dan protein di dunia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Nov 2019, 13:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) menyoroti pola makan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia yang memiliki ketergantungan tinggi pada beras.

Berdasarkan laporan Evaluating the Environmental Impacts of Dietary Recommendations, Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2017, asupan energi orang Indonesia dari beras termasuk yang tinggi di dunia.

"Faktanya, Indonesia memiliki porsi asupan energi tertinggi dari biji-bijian, khususnya beras di dunia. Porsi makanan bukan tepung di Indonesia itu 30 persen, sedangkan rata-rata global 50 persen," papar Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rudgard sebagaimana keterangannya kepada Health Liputan6.com, ditulis Senin (4/11/2019).

"Walaupun konsumsi beras tinggi (tapi) sayuran, buah, daging, dan lemak yang dikonsumsi orang Indonesia rendah."  

Tingkat konsumsi buah dan sayuran kurang dari setengah dari asupan harian yang direkomendasikan secara nasional dan semakin menurun.

Antara tahun 2012 dan 2016, konsumsi sayuran orang Indonesia menurun lebih dari 5 persen, dan buah-buahan hanya sekitar 3 persen. Angka tersebut dari laporan Food Security Monitoring Bulletin – Indonesia, Volume 8 tahun  2017.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Konsumsi Ikan dan Protein Tinggi

Ilustraasi foto Liputan6

Tak hanya beras saja, tingkat konsumsi ikan dan protein orang Indonesia juga tertinggi di dunia.

Laporan Evaluating the Environmental Impacts of Dietary Recommendations menyebut, sumber protein Indonesia yang beragam dan ikan serta keanekaragaman produk kedelai protein tinggi seperti tahu dan tempe tinggi.

Hal itu membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumsi ikan dan protein tertinggi di dunia.

"Diet orang Indonesia yang rendah lemak dan minyak ini menyumbang sekitar 20 persen dari total kalori yang dikonsumsi dibandingkan dengan Eropa, yang mencapai 30-50 persen," Rudgard menambahkan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya