Liputan6.com, Jakarta - Bisnis prostitusi kerap menjadi rayuan menggoda bagi para artis wanita. Hal itu lantaran para selebritas itu butuh gaya hidup yang glamor.
Gengsi menjadi beban utama. Mereka butuh banyak uang agar penampilan tetap menarik dan mulus. Cara paling mudah salah satunya adalah dengan terjun ke dunia prostitusi dan meraup pundi-pundi pria penggoda.
Advertisement
Cap artis maupun selebritas menjadi jualan yang paling ampuh. Harga mereka menjadi tidak main-main.
Dengan label selebritas, mereka dapat meraup uang puluhan juta sampai tidak terhingga dalam dunia prostitusi. Bayaran itu tergantung kelas dan seberapa besar pamor mereka dalam dunia hiburan.
Demi menjaga nama baik, mereka menolak berkomunikasi langsung dengan pelanggan. Perlu ada pihak ketiga sebagai penghubung alias muncikari.
Tugas sang muncikari untuk memastikan sang artis selalu tersambung dengan pelanggan pria hidung belang sampai di atas ranjang.
Pola muncikari prostitusi artis dikenal berjejaring. Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) paham betul permainan para muncikari prostitusi artis ini. Sudah dua kali mereka menangani kasus berbau transaksi seksual melibatkan publik figur tersebut.
Seorang penyidik Polda Jatim menjelaskan, beberapa muncikari merupakan orang dekat sang artis. Mereka biasanya berkecimpung dengan lingkungan kerja yang sama. Kemudian, tidak jarang pula para muncikari merupakan manajemen artis.
Pertemanan antara muncikari dengan artis merupakan pintu masuk lain terjadinya prostitusi artis. Keduanya biasanya sudah kenal cukup lama, bahkan sering pesta bersama.
Dengan cara itu, para muncikari bisa mendalami karakter para artis maupun selebritas itu. Sehingga, mereka paham mana artis maupun selebritas yang ingin terjun ke dunia prostitusi.
"Para muncikari ini biasanya sudah tahu, mana artis yang memang menjajakan diri," ujar penyidik yang enggan disebut namanya bercerita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Muncikari dan Artis Berhubungan Dekat
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Kombes Gideon Arif Setyawan membenarkan adanya hubungan dekat antara muncikari dengan sang artis.
Kondisi itu seperti dalam kasus prostitusi artis melibatkan mantan Putri Pariwisata berinisial PA. Perempuan itu merupakan anak asuh Soni, seorang muncikari.
Dalam kasus yang masih ditangani Polda Jatim itu, peran Soni juga sebagai manajemen artis. Hubungan dengan PA memang terjalin lama.
"Mereka dekat. Karena dia (Soni) sebagai manajemen artis," kata Gideon.
Penulis buku Jakarta Undercover, Moamar Emka mengatakan, biasanya muncikari dikenal dengan sebutan Mama-san atau Papa-san. Mereka yang mendapat julukan ini biasanya memang mengelola bisnis prostitusi dan memiliki banyak anak buah.
Anak buah Mama-san atau Papa-san bekerja di berbagai tempat. Masing-masing anak buah ini memiliki koordinator di tiap tempat penugasan, sehingga mereka sebenarnya jarang bersentuhan langsung.
Advertisement
Miliki Tugas dan Fungsi Berbeda
Emka memaparkan, secara tugas dan fungsi, muncikari di Indonesia terbagi dua. Tugas dan fungsi itu berlaku terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Makassar.
"Pertama muncikari menetap di suatu tempat, seperti lokasi hiburan malam, karaoke hingga spa. Pada kategori ini, muncikari memiliki pekerja seks dalam jumlah tertentu. Pekerja seks ini biasanya difasilitasi mulai dari tempat tinggal, perawatan tubuh sampai dibekali uang saku," kata Emka.
Kedua, lanjut dia, muncikari yang sifatnya kontak agen atau broker. Mereka ini biasanya tidak punya anak buah. Cara kerja mereka sebagai penghubung antara pelaku seks dengan pemesan, begitu juga dengan pekerja seks.
"Mereka (pekerja seks) ada yang menetap di suatu tempat (mangkal) dan tergantung panggilan. Pekerja seks tipe kedua ini bisa menjadi muncikari untuk dirinya sendiri," ucapnya.
Emka menyebut di kalangan artis tidak ada namanya muncikari. Sosok muncikari memang ada, tetapi hanya sebagai penghubung.
Beberapa kasus di masa lalu, papar Emka, seorang broker terbiasa saling berkomunikasi untuk mengajak artis yang diminta pelanggan dengan sesama broker.
"Secara tugas modus operandinya (penghubung) yang menjembatani sampai terjadinya transaksi," kata Emka kepada merdeka.com.
Dalam Kasus Artis VA
Kehadiran penghubung dalam kasus prostitusi artis terlihat saat kepolisian menangkap artis berinisial VA pada Januari 2019 lalu.
Seorang penyidik Polda Jatim yang menangani kasus ini bercerita, kedekatan dan jalinan komunikasi para penghubung ini menjadi kunci utama bagi para artis untuk menyalurkan keinginannya.
Menurut dia, mereka tidak akan mau sembarangan menerima 'pekerjaan' pada sang muncikari jika tidak benar-benar kenal.
"Pertaruhannya kredibilitas. Mereka (artis) sendiri pasti akan lebih berhati-hati," ungkap penyidik itu.
Untuk bisa mendapatkan layanan seksual artis berinisial VA itu, pelanggan pria hidung belang tidak bisa berkomunikasi langsung dengan sang artis. Harus melewati beberapa orang penghubung hingga pesannya baru bisa tersampaikan.
Pada saat itu, sang pria hidung belang harus melewati setidaknya lima orang penghubung agar bisa mendekati sang artis.
Akibatnya, kocek yang dirogoh si pelanggan menjadi sangat tinggi. Ketika itu kasus VA dihebohkan bertarif Rp 80 juta sekali kencan. Meski pada akhirnya, uang diterima langsung sang artis tidak lebih dari separuhnya saja.
Dalam kasus prostitusi online artis VA, menjerat tiga terdakwa muncikari. Hakim Pengadilan Negeri Surabaya menjatuhkan vonis 5 bulan penjara pada ketiga muncikari tersebut.
Mereka dijatuhi vonis 5 bulan penjara dan denda Rp 5 juta, subsider 1 bulan kurungan. Para majelis hakim sepakat jika ketiga terdakwa terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan pertama, yakni pasal 45 ayat 1 jo Pasal 27 ayat 1 UU RI Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Advertisement
Dalam Kasus PA
Sedangkan kasus dugaan prostitusi menyeret publik figur inisial PA, polisi juga mengamankan penghubung berinisial JL. Dia ikut dibekuk saat menemani PA di Kota Batu, Malang. JL juga mengenal Soni sebagai muncikari utama.
Pemeriksaan digital forensik alat komunikasi Soni, polisi menemukan sejumlah data berupa nama publik figur lain. Bahkan informasi itu lengkap dari ukuran tubuh sampai tarif publik figur yang menjadi anak asuhnya.
"Ada biaya dari Rp 16 juta sampai Rp 30 (juta) bahkan ada yang Rp 100 juta," ujar Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan.
Besaran tarif publik figur ini tergantung nama besar. Moamar Emka membagi tiga kelas berdasarkan tarifnya.
"Pertama, publik figur kelas bawah dengan tarif di bawah Rp 10 juta. Kedua, kelas menengah tarif Rp 25 sampai 100 juta. Terakhir, kelas atas bertarif kencan Rp 200 juta sampai tak terhingga," papar Emka.
Publik figur kelas atas ini mendapatkan fasilitas lengkap dari muncikari. Mulai mobil mewah sampai dilengkapi fasilitas lengkap. Namun, kerja mereka juga tidak mudah. Sebab mereka harus menyetor uang kepada muncikari lebih besar.
Reporter : Erwin Yohanes, Anisyah Al Faqir
Sumber : Merdeka