Liputan6.com, Jakarta Setiap acara televisi pasti tidak lengkap rasanya jika tak ada penonton. Meski tak selalu disorot kamera, reaksi pemirsa di studio menjadi penting demi menambah keseruan program. Atas kebutuhan tersebut, muncul profesi penonton bayaran.
Fenomena penonton bayaran di Indonesia sendiri populer pada 2000-an. Ternyata penonton bayaran ini tak hanya ada di Indonesia tapi juga hampir di berbagai negara. Bahkan di beberapa negara profesi penonton bayaran ini mendapatkan upah yang cukup besar.
Baca Juga
Advertisement
Salah satunya di China, profesi ini bisa menghasilkan bayaran hingga jutaan rupiah per acara. Penonton bayaran di China bisa menghasilkan 800 Yuan atau sekitar Rp 1,6 juta per acara, seperti yang Liputan6.com kansir dari Nextshark, Selasa (5/11/2019).
Syarat Menjadi Penonton Bayaran
Penonton bisa mendapat tambahan 30% jika membawa teman. Bayaran tersebut tentu cukup menggiurkan mengingat tugas penonton yang cukup mudah. Biasanya para pemirsa di studio hanya diminta untuk bereaksi, seperti tepuk tangan, tertawa, berteriak, atau mengucapkan beberapa kata.
Namun untuk bisa menjadi penonton bayaran di China, ada beberapa persyaratan. Penonton harus memiliki tinggi badan minimal 155 cm. Mereka juga diharapkan pintar berakting dan menunjukkan emosi.
Selama proses syuting, penonton bayaran pun akan diminta untuk menahan kantuk dan tidak boleh membawa ponsel. Para penonton bayaran ini ternyata juga memberikan pemasukan bagi negara. Sejak 2014, mereka telah memberikan pemasukan hingga Rp 350 miliar kepada negara.
Bahkan para penonton bayaran ini juga memiliki julukan populer, seperti Bawling Boys, Grieving Girls, dan Emotional Emperors karena reaksi palsu mereka. Walau demikian, para penonton bayaran tersebut juga harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh sang penyelenggara.
Advertisement