Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha menilai investasi di sektor industri pangan masih belum maksimal. Padahal industri ini merupakan salah satu sektor yang paling penting.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan P. Adoe menekankan pentingnya pertumbuhan investasi di subsektor pangan dan ditunjang oleh infrastruktur keuangan yang memadai.
Advertisement
“Juga perlunya infrastruktur pembiayaan perbankan yang lebih inovatif dan kreatif,” kata dia, dalam acara rakornas pangan di Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Fasilitas pembiayan yang memadai, lanjutnya, dapat mempermudah akses permodalan kepada petani dan peternak dengan skema perkreditan yang lebih kompetitif dan dapat menciptakan nilai tambah keuntungan bagi petani dan peternak.
Dia memaparkan data Kementerian Perindustrian menyebutkan sektor makanan menjadi penyumbang utama penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 7,1 triliun, dan kedua terbesar penanaman modal asing (PMA) senilai USD 376 juta pada kuartal I/2019.
Pada periode-periode sebelumnya, sektor makanan juga menjadi salah satu kontributor utama investasi, terutama untuk PMDN.
“Kita harapkan investasi di sektor pangan terus tumbuh, tentunya ini perlu didorong dengan kebijakan fiskal dan insentif yang baik, karena akan berpengaruh banyak pada keberlanjutan pertanian dan industri makanan,” tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengusaha Kumpul Bahas Daya Saing Pertanian dan Industri Pangan
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia menggelar rapat bertema Produktivitas dan Daya Saing Pertanian dan Industri Pangan, Selasa (05/11/2019). Rapat ini merumuskan rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian nasional.
Hingga saat ini, ketahanan pangan masih menjadi isu yang jadi perhatian pemerintah. Ada banyak tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional, begitu pula dengan industri pertanian.
"Ketahanan pangan ini hal yang mutlak. Pertumbuhan masyarakat yang tinggi harus diimbangi dengan pemikiran tentang pangan. Kita harus bisa mengadaptasi teknologi dengan baik agar ketahanan terjalin dengan baik," ujar Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani di Jakarta, Selasa (05/11/2019).
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Franky Widjaja menyatakan, tahun 2045, jumlah populasi Indonesia akan mencapai jumlah 350 juta jiwa, sehingga diperlukan produksi pangan yang cukup untuk memenuhi pertumbuhan masyarakat tersebut.
"Artinya, kita harus bisa meningkatkan produksi pangan secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional," ujar Franky.
Advertisement
Investasi
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan P Adoe menekankan pentingnya investasi di subsektor pangan.
Pada periode sebelumnya, subsektor pangan menjadi salah satu kontributor utama investasi terutama dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"Kita ingin investasi di sektor pangan terus tumbuh, tentu perlu didorong dengan kebijakan fiskal dan insentif yang baik," ujar Juan.
Untuk mendukung hal itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan pemerintah siap menjalankan regulasi terkait.
"Kami siap menjalankan rekomendasi dan regulasi untuk meningkatkan sektor pertanian yang selama ini berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB)," ungkapnya.