Semburat Mentari Pagi di 'Atap Sumatra' Gunung Kerinci

Untuk mencapai Pintu Rimbo atau titik dimulainya pendakian, bisa menggunakan ojek atau berkoordinasi dengan pihak posko Gunung Kerinci.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2019, 06:00 WIB
Matahari terbit dari shelter tiga Gunung Kerinci. (Liputan6.com/Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Di kalangan pendaki, nama Gunung Kerinci begitu memesona. Betapa tidak, gunung aktif ini merupakan salah satu tujuh gunung tertinggi di Indonesia.

Gunung Kerinci secara administrasi terletak di Provinsi Jambi, Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 kilometer sebelah selatan Kota Padang Sumatera Barat.

Untuk mendaki gunung berapi tertinggi di Indonesia bisa melalui dua jalur, yakni via Kersik Tuo, Kerinci dan Bangun Rejo Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

Jalur pendakian menuju atap Sumatera yang memiliki ketinggian 3.805 meter di Atas Permukaan Laut (Mdpl) via Kersik Tuo, Kerinci cukup menantang adrenalin. 

Mendaki gunung ini harus menyiapkan fisik dan mental, karena jalur yang lumayan panjang dan hutannya yang masih lebat. Pendaki juga mesti menyiapkan logistik yang cukup.

Perjalanan di mulai dari Tugu Macan Kersik Tuo Kerinci, setelah sebelumnya mengurus simaksi. Untuk mencapai Pintu Rimbo atau titik dimulainya pendakian, bisa menggunakan ojek atau berkoordinasi dengan pihak posko Gunung Kerinci.

Mulai dari Pintu Rimbo hingga Pos Dua medannya masih terbilang landai, tetapi cukup membuat keringat keluar. 

Gunung Kerinci memiliki tiga pos dan tiga shelter, semakin banyak pos yang dilewati, jalanan akan semakin curam. Di pos dua, pendaki bisa mengisi tabung air. Sumber air terdapat di sisi kiri jalur. 

Waktu Tempuh Sekitar 10 hingga 12 Jam

Untuk sampai di Shelter Tiga, membutuhkan waktu pendakian sekitar 10 hingga 12 jam, tergantung kecepatan mendaki dan kondisi di lapangan.

Jika tidak sanggup langsung menuju Shelter Tiga, maka bisa bermalam di Shelter Dua yang juga tersedia tempat "camp" yang cukup luas serta sumber air di sisi kiri jalur.

Namun, jika sanggup dan kondisi memungkinkan, maka tidak ada salahnya langsung menuju Shelter Tiga, sehingga keesokan hari langsung bisa menuju puncak.

Sesampainya di Shelter Tiga, lelah akan mulai terobati karena dari tempat ini pendaki sudah berada di negeri di atas awan.

Jangan lupa segera pasang tenda, makan dan beristirahat untuk perjalanan menuju puncak esok pagi.

 


Perjalanan Menuju Puncak

Puncak Gunung Kerinci (Liputan6.com/Novia Harlina)

Perjalanan menuju puncak menghabiskan waktu sekitar dua hingga tiga jam, bawa barang-barang berharga menuju puncak jika tidak ada orang yang tinggal di tenda.

Dari Shelter tiga ke puncak, jalurnya cukup sulit yakni berpasir sehingga ketika kaki melangkah akan sedikit turun karena pasir yang halus.

Di perjalanan menuju puncak ini tidak ada pohon yang tumbuh, semuanya bebatuan, terjal, dan jika tidak hati-hati bisa tergelincir.

Salah satu tempat yang sering didokumentasikan pendaki biasanya Tugu Yudha, yang merupakan tanda tempat terpisahnya seorang pendaki yang terpisah dari rombongannya bernama Yudha Sentika tahun 1990.

Dari tugu tersebut, puncak semakin dekat terlihat. Usahakan untuk sampai di puncak sebelum pukul 11.00 WIB karena semakin siang asap belerang semakin banyak keluar dan angin juga semakin kencang.

Atap Sumatra 

Segala lelah akan terobati setelah sampai di puncak Gunung Kerinci atau atap Sumatra dengan ketinggian 3805 MDPL. Dari puncak akan terlihat gumpalan awan dan kebun teh yang kecil sekali dari atas.

Berada di puncak gunung berapi tertinggi di Indonesia ini, perasaan akan bercampur aduk, setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan.

Kawah Gunung Kerinci juga sangat besar, tetapi menawan. Pendaki tidak disarankan berlama-lama di atas karena sewaktu-waktu kawah bisa mengeluarkan asap belerang yang berbahaya bagi kesehatan.

 

Laporan Kontributor Padang Novia Harlina

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya