Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. 10 November menjadi hari yang penting dalam sejarah Indonesia
Hari Pahlawan merupakan peringatan ketika terjadi peristiwa pertempuran Surabaya melawan sekutu pada 1945. Dalam peristiwa ini arek-arek Suroboyo berjuang melawan musuh untuk membela kemerdekaan Indonesia.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut, Surabaya memiliki Museum 10 Nopember. Museum ini masih satu area dengan Tugu Pahlawan.
Baca Juga
Advertisement
Museum 10 Nopember diresmikan berdiri dan dibuka untuk umum sejak 19 Februari 2001 oleh Presiden Abdurahman Wahid. Melansir informasi dari humas.surabaya.go.id, museum ini dibuat untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 Nopember 1945 silam.
Ada hal-hal menarik seputar Museum 10 Nopember Surabaya. Berikut uraiannya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (9/11/2019):
1. Bentuknya yang Seperti Piramida
Museum 10 Nopember merupakan salah satu bangunan yang ada di area Tugu Pahlawan. Bangunan ini nampak unik di antara bangunan lainnya karena bentuknya seperti piramida.
Museum 10 Nopember memiliki bangunan berbentuk limas layaknya piramid yang sekilas mirip dengan Museum Louvre di Paris. Selain atapnya, keunikan lain dari museum ini adalah bentuknya yang seolah dibenamkan dan hanya terlihat bagian atapnya saja.
Di Museum ini, Anda akan memperoleh banyak informasi seputar peristiwa Hari Pahlawan. Di sana Anda akan menemukan banyak spot menarik seperti auditorium, ruangan pamer senjata serta diorama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mengenang Peristiwa 10 November
2. Mengenang Peristiwa 10 November
Museum 10 Nopember terbagi menjadi dua lantai. Di lantai pertama, Anda akan melihat 10 patung arek-arek Suroboyo dengan gaya heroik selayaknya sedang di medan perang. Bagian atas patung ini terbuka, jadi Anda juga bisa melihatnya dari lantai 2. Di sisi lain terdapat mural yang bertuliskan “Merdeka atau Mati”.
Selain itu, di sini juga terdapat berbagai dokumentasi peristiwa 10 November, mulai dari sebelum hingga pasca kejadian. Di lantai pertama, terdapat pula diorama yang menggambarkan pertempuran tiga hari yang terjadi di Surabaya.
Pengunjung akan lebih terbawa suasana karena di sana terdengar suara asli dari Bung Tomo yang sedang berpidato menggelorakan semangat perjuangan. Berikut petikan pidato Bung Tomo yang berkumandang di museum ini:
“Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting! Tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini benar-benar orang yang ingin merdeka...”
3. Terdapat Peninggalan Bung Tomo
Bung Tomo adalah tokoh penting dari peristiwa Hari Pahlawan. Di Museum 10 Nopember, pengunjung dapat melihat peninggalan asli milik Bung Tomo di tempo dulu.
Salah satu contohnya, di halaman museum, pengunjung dapat melihat mobil hitam jenis Opel Kapitan dengan tahun pembuatan 1956. Mobil tersebut adalah milik Bung Tomo. Saat Ia menjabat sebagai DPR RI, Ia pernah menggunakan mobil ini untuk melakukan blusukan.
Selain itu di dalam museum, terdapat buku harian dan radio transistor milik Bung Tomo. Tak hanya berupa barang, peninggalan lainnya adalah suara asli Bung Tomo saat sedang berpidato yang menggetarkan semangat pejuang arek-arek Suroboyo.
Advertisement
Tersedia Teknologi Hologram
4. Tersedia Teknologi Hologram
Museum 10 Nopember kini dilengkapi dengan teknologi modern hologram. Teknologi ini digunakan untuk menjelaskan dokumenter sejarah.
Teknologi ini sudah terpasang di Museum 10 Nopember sejak akhir September 2019. Melalui teknologi hologram, pengunjung dapat melihat dokumenter sejarah dengan tampilan visualisasi tiga dimensi.
Selain tampilannya yang tiga dimensi, terdapat pula sumber suara yang menarasikan cerita terkait. Di museum ini, hologram menceritakan tentang pembangunan Monumen 10 Nopember.
Teknologi ini diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung untuk datang. Selain itu, teknologi hologram juga diharapkan dapat membuat pengunjungnya lebih interaktif untuk bertanya.
5. Meraih penghargaan
Museum 10 Nopember telah meraih penghargaan sebagai museum kabupaten/kota terbaik tingkat nasional. Penghargaan ini diberikan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Oktober 2015 di Museum Nasional, Merdeka Barat, Jakarta.
Penghargaan tersebut diraih dari garis besar penilaian pengelolaan museum, pelayanan kepada pengunjung, frekuensi jumlah kunjungan, kebersihan dan program yang ada dari museum terkait. Museum 10 Nopember pun berhasil memenangkan penilaian tersebut.
Selain itu, museum ini juga telah mendapat penghargaan Abiawa Musea. Dalam penghargaan ini, Museum 10 Nopember menerima kategori museum daerah terbaik I tahun 2015 oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)