Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan akan terus mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas di 5 destinasi super prioritas, yaitu Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Likupang. Ini agar pariwisata bisa jadi penyumbang devisa terbesar Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya dalam Forum Perhubungan di Jakarta, Kamis (07/11/2019). Hingga saat ini, sektor penyumbang devisa paling besar masih dikuasai oleh kelapa sawit.
"Oleh karenanya, potensi pariwisata Indonesia yang indah harus bisa diintesifikasi dengan baik. Saya yakin 5 tahun ke depan pariwisata Indonesia bisa menjadi unggulan," ujar Menhub.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun fokus pembangunan nasional 5 tahun ke depan adalah sumber daya manusia (SDM), sektor infrastruktur masih diberikan porsi yang besar karena infrastruktur merupakan tulang punggung pembangunan nasional.
"Kami diberikan tugas dan porsi untuk menyelesaikan konektivitas sebaik-baiknya," tutur pria yang akrab disapa BKS ini.
Sebelumnya, Menhub juga mengimbau maskapai penerbangan, melalui Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA), untuk mengembangkan konektivitas 5 destinasi super prioritas (Bali Baru) dengan memberikan layanan penerbangan terbaik mereka.
"Semakin meningkatnya konektivitas di 5 Bali Baru dapat mendatangkan banyak turis baik mancanegara maupun dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi dan pariwisata di Indonesia," ungkap dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menhub Budi Ingin Ekspor Logistik Terpusat di Tanjung Priok
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menginginkan agar kegiatan ekspor logistik dapat berpusat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Hal itu tidak terlepas dari rencana Tanjung Priok yang akan dijadikan sebagai hub pelabuhan Internasional.
"Kita ingin beberapa pelabuhan yang ada di Indonesia itu memperlakukan atau melakukan regulasi barangnya di Jakarta di Priok," kata dia saat ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (16/10).
Menhub Budi mengatakan, dengan satu pintu maka akan mempersingkat efisiensi serta memberikan daya saing bagi Indonesia. Di samping itu, keunggulan lain didapat yakni dapat menekan biaya logistik. Seperti diketahui, biaya logistik saat ini mencapai sekitar 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Makin banyak makin murah biaya dikenakan karena skala ekonomis yang ada dalam pergerakan kapal kapal relatif besar itu akan lebih efisien dibandingkan dengan kapal-kapal yang kecil," jelas dia.
Di sisi lain, Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu menambahkan, dengan dijadikannya Tanjung Priok sebagai hub pelabuhan internasional, maka kapal-kapal kargo bisa langsung bersandar di Indonesia tanpa mampir ke negara tetangga terlebih dahulu.
"Kemarin ada kapal dari Korea datang ke sini itu sudah baik kita harus kawal satu satu, apa yang kurang kita perbaiki apa yang belum maksimal kita maksimalkan," tandas Menhub.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement