PLN Targetkan Seluruh Rumah Tangga Punya Listrik di 2020

PLN menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen pada 2020

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Nov 2019, 12:45 WIB
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menargetkan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) 100 persen pada 2020. Dengan begitu seluruh rumah tangga Indonesia telah menikmati listrik.

Pelaksana tugas Diretur Utama PLN ‎Sripeni Inten Cahyani mengatakan, PLN akan mengejar target rasio elektrifikasi sebesr 99,3 persen pada tahun ini. Kemudian pada 2020 akan ditingkatkan menjadi 100 persen.

"Sekarang (rasio elektrifikasi) 98,8 persen ini cukup menantang, kami terus berupaya maksimal mengejar target 100 persen saat Indonesia umur75 tahun saat 2020," kata Inten, di Jakarta, ‎Kamis (7/11/2019).

Inten menjutkan, selain meningkatkan penyebaran kelistrikan, PLN juga akan meningkatkan kualitas kehandalan pasokan listrik di wilayah yang belum bisa menikmati listrik ‎selama 24 jam.

‎"Kami juga mengejar kualitas saat ini kami sudah menyabung listrik, tapi baru12 jam," ujarnya.

Inten mengakui PLN masih menghadapi kendala untuk mewujudkan rencana tersebut‎. Sebab keterbatasan akses di wilayah terluar, terdepan dan terpencil (3T) menyulitkan pembangunan jaringan infrastruktur kelistrikan.

"Di sini PLN membutuhkan peran pemerintah, dengan dukungan pemerintah PLN bisa menyelesaikan rasio elektrifikasi 100 persen," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Siapa Sosok yang Tepat Pimpin PLN?

Ilustrasi sutet listrik.

Posisi jabatan definitif Direktur Utama PLN masih kosong sejak ditinggalkan Sofyan Basir. Sofyan ditetapkan tersangka dalam kasus suap pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1.

Lalu sosok seperti apa yang pantas menempati jabatan tersebut?

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, sosok yang pantas mengisi jabatan Direktur Utama PLN harus memiliki integritas yang kuat. Hal ini untuk menghindari terjadinya pelanggaran wewenang dan korupsi pada tubuh PLN.

‎"Kalau belajar dari kasus Sofyan Basir, mestinya yang kuat integritasnya," kata Faisal, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Faisal melanjutkan, selain memiliki integritas tinggi, Direktur Utama PLN juga harus memiliki pengetahuan dari sisi teknis. Sisi ini untuk mendukung kegiatan operasi PLN dalam menyediakan listrik yang handal. Berikutnya adalah memiliki jiwa pemimpin dan menguasai manajerial.

"Selain juga kuat dari sisi kapasitas teknis, leadership dan manajerial," tuturnya.


TPA

Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani melakukan sidak memastikan pasokan listrik saat pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin di UPB (Unit Pengatur Beban) Cawang, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Persiapan dilakukan demi lancarnya pasokan listrik pelantikan Presiden dan Wapres siang ini. (Dok. PLN)

Untuk posisi Direktur Utama PLN yang ditinggalkan Sofyan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun belum bisa memastikan jika Sofyan akan kembali memimpin perusahaan pelat merah itu.

Menurut Erick, penentuan direksi PLN akan dilakukan melalui keputusan Tim Penilai Akhir (TPA).

"Sedangkan pertanyaan mengenai apakah Pak Sofyan akan kembali memimpin PLN, hal ini tergantung kepada keputusan TPA, karena penentuan Direksi PLN harus melalui TPA," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya