Kadin Sebut Impor Pacul Memalukan

Indonesia sebagai negara agraris seharusnya bisa memproduksi pacul dan cangkul sendiri.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Nov 2019, 13:56 WIB
Wakil Ketua TKN Jokowi-Amin, Rosan Roeslani saat menjadi pembicara pada talkshow Kamis Kerja di Hub 86 Jakarta, Kamis (10/1). Talkshow mengusung tema Bisnis Tanpa Hutang, Emang Mungkin? dihadiri generasi muda. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengkritik adanya impor cangkul dan pacul. Ia menilai harusnya Indonesia sebagai negara agraris bisa menghasilkannya sendiri.

"Mestinya sih cangkul enggak usah impor. Terus terang saya setuju sama Bapak Presiden. Malu-maluin gitu. Itu kan suatu alat yang bukan teknologi tinggi juga yang kita sebetulnya bisa kita bangun," ujar Rosan di sela Dialog Nasional Ekonomi Kreatif, Kamis (7/11/2019) di Hotel Sultan, Jakarta.

Rosan berkata apapun alasannya, pihak Kadin memandang impor cangkul dan pacul adalah hal yang menyedihkan. Ia pun mendorong agar produksi peralatan itu bisa dilakukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

 

Ia menyebut penyerapan alat produksi itu pun pastinya ada karena tenaga kerja industri pertanian Indonesia sangat besar. Kehadiran pasar pun sudah terjamin dan pemerintah tinggal memacu produksi.

"Industri ini bisa sibangun, apalagi dikerjasamakan dengan UMKM. Yang penting adalah bagaimana kita menyatukan produser dan pemakai. Di sinilah leran pemerintah harus hadir juga," jelas Rosan.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat geram karena menemukan adanya batusan ribu impor pacul dan cangkul. Peluang lapangan kerja produksi barang tersebut pun menjadi hilang karena mengandalkan impor.

"Jadi menurut saya memang ridiculous sih kalau misalnya pacul saja harus impor," pungkas Rosan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi Sayangkan Pacul Masih Impor Luar Negeri

Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). HUT ke-55 Partai Golkar mengangkat tema '55 Tahun Partai Golkar Bersatu untuk Negeri Berkarya untuk Bangsa'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) memprioritaskan industri dalam negeri daripada barang impor dalam proses produksi. Jokowi pun heran barang-barang yang mampu diproduksi oleh industri kecil dalam negeri, namun justru malah diimpor.

"Misalnya urusan pacul, cangkul, masak masih impor. Apakah tidak bisa didesain industri UKM kita, kamu buat pacul. Tahun depan saya beli. Ini puluhan ribu, ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor," ucap Jokowi dalam pembukaan Rakornas LKPP di JCC Senayan Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Jokowi mengatakan bahwa cangkul hanya salah satu barang yang sebenarnya bisa diproduksi, tapi sayangnya malah diimpor. Menurut dia, masih banyak ribuan barang lagi yang juga diimpor.

"Barang lain masih ribuan. Enak banget itu negara yang di mana barang itu kita impor. Kita ini masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, masih impor. impor itu enak karena harganya lebih murah," jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui bahwa harga barang-barang impor ada yang lebih murah. Namun, apabila pemerintah masih terus menerus impor, ruang untuk menciptakan lapangan kerja akan hilang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya