Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menuturkan agar masyarakat terutama generasi muda tidak takut hadapi revolusi industri 4.0. Dengan revolusi industri 4.0 diharapkan juga membantu untuk mengembangkan usaha dan lainnya.
"Kalau kita mengetahui manfaat dari handphone atau gadget, kita sudah siap memasuki era 4.0. Jadi jangan takut 4.0, dari pada gadget digunakan untuk membully teman lebih baik untuk mencari uang dan hasilkan pundi-pundi uang,” ujar Risma saat menjadi pembicara di kegiatan Emtek Goes to Campus (EGTC) 2019 di Graha Universitas Negeri Surabaya, Kamis (7/11/2019).
Selain itu, Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menerapkan Surabaya sebagai smart city. Ini ditunjukkan dari fasilitas pemerintah kota yang menggunakan digital.
"Kalau masuk ke sini, kamera sudah face recognition. Yang masuk ke sini, siapa namanya, alamatnya di mana, kami sudah punya face recognition. Surabaya kota pertama gunakan ini di Indonesia. Ini 100 persen buatan arek-arek Suroboyo,” ujar Risma.
Baca Juga
Advertisement
Sejak jadi Wali Kota Surabaya pada 2010, Risma juga membuat broadband learning center yang merupakan ruangan ada komputer dan trainer.
Dengan begitu bisa memberikan pelatihan. Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya juga membuat program pahlawan ekonomi pada 2010. Program itu berisi anggota-anggota terdiri dari ibu-ibu yang tak mampu. Sebelumnya hanya ada 89 kelompok, dan sekarang sudah lebih dari 50 ribu kelompok. Risma menuturkan, dari program pahlawan ekonomi tersebut, ada usaha yang sudah mencapai omzet Rp 1 miliar per bulan.
"Pemasaran 100 persen gunakan elektronik. Jadi ibu-ibu berusia 71 tahun, 72 tahun sudah bisa gunakan itu karena diajari. Jadi tidak ada alasan lagi mahasiswa tidak mengerti bagaimana menjual dengan elektronik,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Risma: Ketika Berada di Rumah, Saya Lepas Atribut Jabatan
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) berbagi tips membagi waktu antara keluarga dan kesibukan sebagai wali kota. Ia menyampaikan hal itu saat mengisi acara di Emtek Goes to Campus (EGTC) 2019 di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis, 7 November 2019.
Tri Rismaharini menilai kesuksesan sebaiknya harus menyeluruh baik karier dan keluarga. Ketika pertama kali maju menjadi wali kota Surabaya pada 2010, ia memberikan pengertian kepada keluarga.
Apalagi dia juga bersumpah jabatan untuk mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh karena itu, ia berusaha untuk membagi waktu tepat antara keluarga dan pekerjaan. Ia pun mendapatkan dukungan dari keluarga.
"Kalau ingin menjadi orang sukses adalah harus sukses semuanya. Tidak boleh mengorbankan keluarga,” ujar Risma.
Risma menuturkan, komunikasi menjadi faktor penting untuk menjaga keluarga. Apalagi saat pertama menjabat wali kota, anaknya masih kuliah. Ia pun berusaha untuk hubungi anaknya sehingga mengetahui kegiatan anak-anaknya.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya menempatkan peran. Meski sebagai wali kota, tetapi dirinya melepaskan jabatan itu ketika berada di rumah. Ia menjadi ibu rumah tangga yang menjaga keluarga.
"Kalau kita sedang di rumah, kalau kita di rumah kita menjadi ibu rumah tangga jangan mencari jadi siapa-siapa dan melepas semua atribut jabatan apapun," ujar dia.
Risma juga mengungkapkan kalau dirinya juga selalu menyiapkan pakaian dan sepatu untuk suaminya. Jika sedang bertugas selama tujuh hari ke luar Surabaya, dirinya akan siapkan sepatu dan baju sebanyak tujuh buah untuk suami.
"Yang menyiapkan baju dan sepatu adalah suami saya. Saya menyiapkan sepatu da baju tujuh buah dan suami saya yang memilih untuk saya gunakan,” kata dia.
Tri Rismaharini juga berbagi cerita lucu ketika merayakan Lebaran. Saat itu, ada kompor baru, dan dirinya tidak bisa menyalakan kompor sehingga membuat telepon orang yang bisa menghidupkan kompor.
Advertisement