Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, mulai tahun depan pihaknya tak lagi merilis Indeks Tendensi Bisnis (ITB). Adapun ITB adalah acuan untuk melihat kondisi bisnis di Indonesia.
"Ke depan ada data yang akan kami hilangkan, misalnya indeks tendensi bisnis dan konsumen," ujar Suhariyanto di Le Meredien, Jakarta, Kamis (7/11).
Advertisement
Suhariyanto mengatakan, selama ini indeks tendensi bisnis tidak terlalu besar mendapat perhatian. Sebab beberapa lembaga lain seperti Bank Indonesia juga mengeluarkan rilis yang sama.
"Mulai tahun depan kita hilangkan karena tidak berguna banyak, karena BI sudah punya data, Danareksa juga. Kita akan cari indikator lain yang bisa kita sajikan," katanya.
Pada tahun lalu, BPS juga sudah tidak merilis nilai tukar kurs mata uang asing level daerah. "Kalau datanya tidak relevan lebih baik dibuang. Contohnya data kurs mata uang asing di daerah," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Data Baru di 2020
Mulai tahun depan, beberapa indeks yang sebelumnya tidak didata oleh BPS akan mulai dilakukan pendataan. Misalnya seperti stunting atau kekerdilan pada anak.
"BPS akan mencari indikator baru. Jadi ada relevansinya, yang dulu belum pernah dikumpulkan dan sekarang harus dikumpulkan misalnya stunting," jelas Suhariyanto.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement