Festival Ekonomi Syariah di Surabaya Hasilkan Kesepakatan Bisnis Rp 7,6 Triliun

Hingga Kamis ini, nominal business matching yang berhasil diraih dalam Festival Ekonomi Syariah di Surabaya mencapai Rp 7,6 triliun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Nov 2019, 17:59 WIB
Pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Indonesia di Surabaya. (Foto: BI)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa dalam dua hari gelaran Festival Ekonomi Syariah yang berlangsung di Surabaya telah menghasilkan business matching atau kesepakatan bisnis sebesar Rp 7,6 triliun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Festival Ekonomi Syariah yang digelar di Palembang dan Banjarmasin.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menjelaskan, pada Rabu, Kamis dan Jumat pekan ini, BI menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Surabaya. Festival Ekonomi Syariah sebelumnya telah digelar di Palembang (2-4 Agustus 2019) dan Banjarmasin (12-14 September 2019).

Hingga Kamis ini, nominal business matching yang berhasil diraih mencapai Rp 7,6 triliun. Angka ini jauh di atas nominal business matching pada Festival Ekonomi Syariah di Palembang dan Banjarmasin yang masih-masing sebesar Rp 2,1 triliun dan 2,6 triliun.

"Untuk transaksi di stan sendiri sebesar Rp 5,5 miliar. Namun untuk keseluruhan mencapai Rp 7,6 triliun dalam bentuk pertemuan kontrak kerja sama, pembiayaan dan investasi," jelas dia di Surabaya, Kamis (7/11/2019). Dody mengatakan, kesepakatan bisnis tersebut bisa meningkat karena gelaran Festival Ekonomi Syariah masih berlangsung hingga Jumat.

Dody melanjutkan, gelaran Festival Ekonomi Syariah Indonesia diharapkan dapat memperkenalkan inisiatif dan terobosan dan menghadirkannya sebagai centre of excellence bagi lembaga di dalam Komite Nasional dan Keuangan Syariah (KNKS).

Festival Ekonomi Syariah Indonesia terdiri dari Sharia Forum dan Sharia Fair. Sharia Forum merupakan rangkaian kegiatan seminar, workshop, dan diskusi ekonomi syariah tingkat nasional.

Sementara itu, sharia Fair menghadirkan showcase produk ekonomi dan keuangan syariah yang mencakup layanan halal, fesyen muslim, makanan halal, wisata halal, pertanian terintegrasi, serta mengangkat potret keberhasilan pesantren dalam membangun kemandirian ekonomi.


Festival Ekonomi Syariah Digelar di Surabaya, Ini Harapan BI

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, dalam acara pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Indonesia di Surabaya. (Foto: BI)

Bank Indonesia (BI) mengharapkan lewat festival ekonomi syariah,dapat meningkatkan produksi syariah yang mempunyai sertifikasi halal sehingga memenuhi permintaan pasar syariah dan kontrak jangka menengah panjang. Dengan begitu transaksi perdagangan ekonomi syariah meningkat.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menuturkan, festival ekonomi syariah kali ini merumuskan kesepakatan perdagangan, investasi, mempertemukan antara pembeli dan produsen serta antara perbankan dengan investor. Ini yang sifatnya UMKM syariah, pesantren dankorporasi besar.

Dengan begitu, lewat festival ini, transaksi perdagangan ekonomi syariah dapat meningkatkan produksi syariah yang mempunyai sertifikasi halal dan menjadi permintaan pasar syariah. 

Ia menambahkan, pasar syariah di Indonesia memiliki pasar besar yang 80-85 persen penduduknya muslim. Hal ini menjadi potensi seiring masyarakat ingin produk halal.

"Tentunya pasar ini harus bisa dimanfaatkan oleh kita sendiri. Kita harus bisa menghidupkan ekonomi syariah untuk memenuhi kebutuhan pasar syariah yang besar di Indonesia. Di sini tentunya bagaimana keuangan syariah bisa memfasilitasi," ujar dia.

Dody mengharapkan transaksi keuangan dapat meningkat lewat fesyar di Surabaya. Hal ini seperti di kota lainnya Banjarmasin dan Palembang. Transaksi di Palembang mencapai Rp 2,1 triliun dan Banjarmasih Rp 2,6 triliun."Mudah-mudahan nanti di sini bisa menjadi besar," ujar dia.

Pada festival tahun lalu di Surabaya, transaksi mencapai Rp 7,1 triliun. Hal ini menjadi patokan Surabaya merupakan pasar besar dan pusat pengembangan ekonomi syariah.

"Mudah-mudahan kita semua bisa bersinergi dan koordinasi. Kalau kita ingin maju, maka kata kuncinya adalah harus bersatu," ujar dia.

Sebelumnya festival ekonomi syariah ini bernama Indonesia Syariah Economic Festival (Isyef) yang sudah berjalan selama lima tahun. Pada tahun keenam, festival ini berganti menjadi Festival Ekonomi Syariah. Festival ini masih memiliki topik sama dengan melihat, mengembangkan keuangan ekonomi syariah,mendiskusikan serta berdialog dan bedah buku dari sisi keilmuan syariah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya