3 Alasan Fabio Quartararo Jadi Rebutan 6 Tim Pabrikan MotoGP

Saat itu, Marc Marquez menjadi pembalap muda yang tampil menonjol di perhelatan MotoGP. Sejak saat itu, tak ada lagi rookie yang memiliki kemampuan yang mampu membuat seluruh tim pabrikan gempar.

oleh Hesti Puji Lestari diperbarui 08 Nov 2019, 07:00 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, berhasil meraih status rookie terbaik MotoGP 2019 setelah finis kedua di MotoGP Jepang yang berlangsung di Sirkuit Twin Ring Motegi, Minggu (20/10/2019). (AFP/Toshifumi Kitamura)

Jakarta - Fabio Quartararo menjadi salah satu pesona di MotoGP musim ini. Tak heran enam tim pabrikan siap menggoda rookie terbaik MotoGP 2019 tersebut setelah kontraknya dengan Yamaha habis.

Kabar tersebut bukan isapan jempol semata. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, menjadi orang pertama yang membuat spekulasi tersebut mencuat ke permukaan.

"Saya sendiri yakin, semua tim MotoGP akan menawari dia sepeda motor dan kontrak memikat untuk perhelatan MotoGP 2021," ujar Davide Tardozzi mengutip dari Speedweek, Kamis (7/11/2019).

Jika nantinya spekulasi Tardozzi benar, Quartararo akan menjadi rookie kedua sejak enam tahun terakhir yang berhasil menggemparkan pencinta balap motor di seluruh dunia. Terakhir kali dunia balap dihebohkan dengan keberadaan 'bocah ajaib' adalah pada tahun 2013.

Saat itu, Marc Marquez menjadi pembalap muda yang tampil menonjol di perhelatan MotoGP. Sejak saat itu, tak ada lagi rookie yang memiliki kemampuan yang mampu membuat seluruh tim pabrikan gempar.

Wajar jika Quartararo menjadi pembalap muda yang cukup diperhitungkan saat ini. Rider asal Prancis itu punya kualitas yang tak dimiliki tiga rookie MotoGP lainnya seperti Joan Mir, Miguel Oliveira, dan Francesco Bagnaia.


1. Mudah Beradaptasi

Pembalap tim Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, berhasil meraih pole position MotoGP Thailand, Minggu (6/10/2019). (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Meski menjadi petinggi tim rival, Davide Tardozzi turut berkomentar tentang kualitas rider berusia 20 tahun tersebut. Menurut Tardozzi, Quartararo adalah pembalap yang cepat beradaptasi.

Buktinya, belum genap satu tahun menjadi rider Petronas Yamaha SRT, Quartararo sudah mampu menaklukkan motor Yamaha M1. Ia bahkan mencatatkan hasil sangat baik pada perhelatan MotoGP 2019, dengan enam kali naik podium dan menempati peringkat keenam klasemen sementara MotoGP 2019. 

Quartararo naik podium masing-masing di Catalunya, Belanda, Austria, San Marino, Thailand, dan Jepang.  


2. Performa Meyakinkan

Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, tak menyangka bisa meraih pole position pada balapan MotoGP Jerez 2019. (AFP/Gabriel Bouys)

Sejauh ini, El Diablo telah meraih enam podium dalam dua belas balapan yang telah dilalui. Catatan itu membuat Quartararo menjadi satu-satunya rookie yang berhasil menembus 10 besar klasemen sementara MotoGP 2019, yakni peringkat keenam.

Ia bahkan mencundangi sederet seniornya di MotoGP seperti Jack Miller, Cal Crutchlow, bahkan Valentino Rossi.

"Fabio pintar, selalu mencari batas, dan meskipun kadang masa mudanya masih mengendalikan bakatnya. Potensinya bahkan lebih besar dari apa yang dia tunjukkan kepada kita sejauh ini," kata Tardozzi.


3. Investasi Menjanjikan

Selain itu, Davide Tardozzi yakin masa depan Quartararo akan cerah. Apalagi mengingat usianya yang masih 20 tahun.

Dengan usianya saat ini, Fabio Quartararo bisa saja menjadi pesaing berat sang juara dunia MotoGP, Marc Marquez, dalam beberapa tahun ke depan.

"Fabio bukan bintang jatuh, saya yakin kariernya akan menanjak, setidaknya sampai 10 tahun ke depan," tambah bos Ducati itu.

Sumber: Speedweek

Disadur dari: Bola.com (penulis Hesti, editor Yus Mei, published 7/11/2019)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya