Kaspersky: Serangan Mobile Malware di Indonesia Terbanyak se-Asia Tenggara

Dari Januari hingga September 2019, Kaspersky telah memblokir sekitar 632.451 upaya serangan malware ke perangkat seluler di Indonesia.

oleh M Hidayat diperbarui 08 Nov 2019, 12:30 WIB
Ilustrasi malware, virus. Kredit: Elchinator via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Laporan perusahaan keamanan siber Kasperky Labs menunjukkan, dari Januari hingga September 2019 perusahaan telah memblokir sekitar 632.451 upaya serangan mobile malware ke perangkat seluler di Indonesia. Ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah ancaman Android terbanyak yang terdeteksi se-Asia Tenggara.

Masih menurut laporan yang sama, ditemukan bahwa sekitar 29,07 persen pengguna Android Indonesia telah diamankan dari mobile malware selama periode yang sama.

Ada pula temuan 106 serangan Trojan mobile banking di Indonesia hingga akhir kuartal ketiga tahun ini. Untuk kasus ini, Indonesia berada di tiga teratas setelah Thailand (329) dan Malaysia (215).

Terkait serangan Trojan ransomware seluler yang diblokir oleh Kaspersky, Indonesia memiliki jumlah tertinggi (161 kasus) dan secara signifikan ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 96 kasus saja.

"Sekitar separuh (53 persen) populasi Indonesia adalah pengguna internet mobile. Bahkan jumlah pengguna internet di negara kepulauan ini setara dengan 6,5 persen pengguna internet di Asia. Ini menjadikan negara Indonesia sebagai target menarik dan menggiurkan bagi para pelaku peretasan yang menargetkan pengguna seluler," ujar Yeo Siang Tiong , General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Saat ini, menurut Yeo, "merupakan tantangan bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan status digital hygiene negara."


Rekomendasi Kaspersky

Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah berikut untuk mengenali dan menghindari malware Android:

  • Unduh aplikasi hanya dari toko resmi seperti Google Play. Aplikasi dari pasar pihak ketiga adalah tempat persis para peretas membuat aplikasi mereka yang penuh dengan malware.
  • Memblokir instalasi perangkat lunak dari sumber pihak ketiga dalam pengaturan perangkat. Ini menghilangkan ancaman yang diunduh secara acak dengan upaya meniru pembaruan sistem dan sejenisnya.
  • Selalu memasang pembaruan sistem dan aplikasi. Upaya ini mampu memperbaiki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh para pelaku kejahatan siber.
  • Berpikir keras sebelum mengklik tautan yang mencurigakan dalam email atau pesan teks.

(Why/Isk) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya