Liputan6.com, Yogyakarta Teknologi digital semakin memudahkan orang untuk bertransaksi melalui ponsel pintar. Tidak hanya jual beli, melainkan juga melakukan aktivitas perbankan.
Persoalan muncul ketika orang belum sadar sepenuhnya menjaga keamanan data digital. Melalui media gathering yang berkolaborasi dengan Blibli.com, Head of Digital Banking Bank BTPN, Irwan S Tisnabudi, berbagi jurus menjaga keamanan data digital.
“Sistem keamanan digital bisa dilihat dari dua sisi, yakni sistem keamanan bank dan user atau nasabah,” ujar Irwan, Kamis (7/11/2019).
Ia menuturkan sistem keamanan bank berbeda dengan fintech. Dalam perbankan, approval lebih ketat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, nasabah juga harus menjaga keamanan data digitalnya melalui sejumlah cara. Pertama, menggunakan email dan password yang berbeda untuk masing-masing kebutuhan.
“Jadi ketika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, semisal ponsel hilang, satu akun terbuka tidak mudah membuka akun lainnya,” ucapnya.
Kedua, mengganti PIN dan password secara berkala. Ketiga, nasabah tidak boleh membagikan data pribadi.
Ia bercerita, beberapa modus penipuan yang mengaku dari pihak perbankan meminta nasabah untuk memberikan nomor kartu, password, dan sebagainya.
“Semua bank tidak pernah meminta data confidential atau rahasia pribadi nasabah,” kata Irwan.
Keempat, nasabah harus menjaga kerahasiaan One Time Password (OTP). Kelima, jangan mengakses data perbankan menggunakan wifi atau VPN.
Menurut Tisna, wifi atau VPN tidak bisa menjamin kerahasiaan data digital tetap terjaga. Oleh karena itu, sebaiknya tetap memakai paket data saat mengakses data perbankan.
Aktif Meminimalkan Potensi Kebocoran Data
Senior Manager Information Security Blibli.com, Ricky Setiadi, menuturkan perusahaan memiliki kewajiban memberikan perlindungan terbaik untuk keamanan data pelanggan.
“Secara bersamaan para pelanggan juga harus menjaga kerahasiaan data mereka terutama saat melakukan transaksi online yang saat ini semakin mudah dan cepat” ujarnya.
Ia berpedapat, pelanggan juga harus memilih platform yang terpercaya ketika melakukan transaksi online sehingga dengan adanya kesadaran yang tinggi terhadap keamanan data informasi, pelanggan dapat ikut aktif meminimalkan potensi terjadinya kebocoran data.
Executive Secretary Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, Diah Angendari, mengungkapkan perkembangan teknologi telah memungkinkan digitalisasi dalam ranah strategis, termasuk hadirnya e-commerce, digital banking, transportasi online, dan masih banyak lagi. Perkembangan teknologi menempatkan data sebagai inti dari layanan.
“Dalam mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang aman diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, pelaku layanan digital, komunitas, dan terutama dari pengguna layanan digital itu sendiri,” ucapnya.
Advertisement