Liputan6.com, Jakarta - Beberapa warga di Korea Selatan punya cara unik untuk belajar lebih menghargai kehidupan. Carnaya adalah dengan berlatih untuk meninggal dunia.
Dalam sebuah layanan di Hyowon Healing Centre, lebih dari 250 ribu orang mengikuti sebuah kegiatan yang disebut "living funeral" atau pemakaman bagi mereka yang masih hidup. Acara tersebut ternyata sudah ada sejak 2012.
Advertisement
Salah satu pesertanya adalah Cho Jae-hee. Perempuan 75 tahun ini mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah bagian dari sebuah program yang ditawarkan oleh pusat pelayanan lansia yang ia ikuti.
"Begitu Anda sadar akan kematian dan mengalaminya, Anda akan melakukan pendekatan baru terhadap kehidupan," kata Cho Jae-hee seperti dilansir dari The Straits Times pada Jumat (8/11/2019).
Di sana, para peserta diambil foto pemakaman, menulis wasiat, dan berbaring di peti mati yang ditutup seolah-olah sudah meninggal, selama sekitar 10 menit.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Berdiam dalam Peti Mati Selama 10 Menit
Bukan cuma lansia yang mengikutinya. Kegiatan itu ternyata juga diikuti oleh remaja dan anak muda.
"Ketika saya berada di peti mati, saya bertanya-tanya apa gunanya itu," kata seorang mahasiswa 28 tahun bernama Choi Jin-kyu.
Di situ dia sadar dirinya sering memandang orang lain sebagai seorang pesaing. Selepas mengikuti kegiatan itu, Choi memutuskan untuk tidak bekerja sebagai seorang karyawan. Dia akan memulai bisnisnya sendiri.
Kepala Hyowon Healing Centre, Jeong Yong-mun mengatakan bahwa cara itu terkadang mampu mencegah seseorang melakukan bunuh diri. Hal ini mengingat tingginya tingkat kejadian tersebut di Korea Selatan.
Di sisi lain, Jeong mengatakan dengan cara ini, orang lebih mampu menghargai hidupnya serta menjalin kembali hubungan mereka dengan keluarga dan teman-teman di sekelilingnya.
"Saya ingin membuat orang tahu bahwa mereka penting dan bahwa orang lain akan sangat sedih ketika mereka pergi," katanya. "Kebahagiaan ada di masa sekarang."
Advertisement