Pertamina EP Ciptakan Alat Pencegah Marine Growth

PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2019, 12:45 WIB
pertamina

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) kembali berinovasi guna mendukung tugas perusahaan mencari sumber minyak dan gas.

Salah satu inovasi yang dirintis melalui PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field di bidang industri migas offshore adalah mencegah pertumbuhan marine growth.

Marine growth adalah sekumpulan hewan atau tumbuhan laut yang tumbuh dan berkoloni di permukaan bangunan/struktur di laut.

Inovasi yang dilakukan dengan menemukan sebuah inovasi alat baru yang bisa menggantikan kerja manual yang dilakukan untuk mengatasi marine growth.

Diberi nama sebagai “Sea-Waroc (Sea Wave Ring Automatic)”, alat ini didesain untuk menghilangkan salah satu unsur penyebab pertumbuhan marine growth tersebut, yaitu bahan makanan atau nutrisi.

“Invensi Sea-Waroc ini akan mengurangi biaya secara signifikan dengan mengubah cara lama dalam mengatasi marine growth sekaligus meningkatkan integritas platform offshore yang akan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan,” ujar Pertamina EP Asset General Manager Wisnu Hindadari dalam keterangannya, Jumat (8/11/2019).

Menurut Hari, Sea-Waroc membersihkan tiang struktur platform dari bahan-bahan makanan marine growth sehingga pertumbuhannya di tiang struktur platform dapat dicegah.

Sea-Waroc didesain dalam bentuk ring menggunakan prinsip mekanis dan Buoyancy untuk menghilangkan bahan makanan atau nutrisi yang menempel di tiang struktur platform. Alat Sea-Waroc merupakan inovasi baru di dunia migas offshore, bukan adopsi dari model lain.

 

 

Saksikan video di bawah ini:


Bisa Jadi Masalah

Ilustrasi Pertamina

Hari Widodo, Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field Manager mengatakan jika tumbuhnya marine growth pada permukaan bangunan atau struktur ini dapat menimbulkan berbagai masalah.

“Kondisi bahan makanan atau nutrisi, cahaya matahari, faktor pH (derajat keasaman) dan kondisi lingkungan lain cocok bagi pertumbuhan mereka di sini,” ujar dia.

Pada struktur platform, adanya marine growth akan menyebabkan struktur menjadi lebih berat (penambahan massa) sehingga menyebabkan perubahan respon struktur tersebut terhadap beban-beban dinamis yang diterimanya.

“Di samping itu, marine growth akan menyebabkan pertambahan diameter efektif tiang struktur sehingga menyebabkan beban arus dan beban gelombang yang diterima struktur menjadi lebih besar. Hal ini tentu akan berdampak negatif pada kekuatan struktur platform,” ujarnya.

 


Sea-Waroc

Anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina EP Asset 4 Donggi Matindok Field. Dok Pertamina

Inovasi Sea-Waroc dilombakan dalam ajang Improvement & Innovation Award (IIA) PT Pertamina EP pada 7-9 Oktober 2019 dan mendapat hasil gold. 

Sebelumnya, demi mengatasi marine growth dengan menggunakan alat water jet yang dioperasikan oleh penyelam membutuhkan biaya sekitar Rp 23,2 miliar, dengan Sea-Waroc hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 31,5 juta.

Dengan demikian terdapat efisiensi sebesar 99,86 persen. Implementasi tersebut sudah berjalan sekitar lima bulan. 

Franky Melky dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur – BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) mengatakan alat Sea-Waroc merupakan ide untuk mencegah pertumbuhan marine growth, dengan material yang digunakan mudah didapat sehingga alat Sea-Waroc dapat diterapkan di lapangan offshore lain.

“Kami berharap melalui penemuan alat ini dapat membantu pemasalahan offshore, dengan alat Sea-Waroc, PT Pertamina EP berharap dapat membantu operator lapangan migas lain yang memiliki platform offshore dalam menyelesaikan permasalahan marine growth”, ujarnya.

Jatibarang Field merupakan lapangan migas yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Memasuki semester akhir 2019, telah mencatat produksi minyak sebesar 7.924  BOPD (110,5 persen terhadap target), sedangkan produksi gas 41.9  MMSCFD, (99,3 persen terhadap target).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya