Liputan6.com, Jakarta Kematian merupakan hal yang pasti dihadapi semua makhluk hidup. Di dunia ini banyak sekali penyebab kematian. Salah satunya yang sedang marak adalah bunuh diri.
Baca Juga
Advertisement
Angka bunuh diri di dunia masih cukup tinggi. Jurnal British Medical Journal (BMJ) menyebut 817.000 orang bunuh diri di dunia pada 2016. Ini tahun paling banyak orang bunuh diri.
Kasus bunuh diri menyebar di hampir semua negara, salah satu negara yang terkenal dengan tingkat bunuh diri yang tinggi adalah Korea Selatan. Sudah menjadi rahasia umum jika warga Korea memiliki tingkat stres yang sangat tinggi.
Saking tertekannya, banyak warga Korea yang memutuskan bunuh diri. Untuk menekan masalah tersebut, banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya dengan membuka usaha penyembuhan mental dengan cara unik.
Pemerintah Korea Selatan diketahui membuat simulasi kematian untuk warganya dengan tujuan sebagai terapi agar warganya lebih menghargai hidup, seperti yang Liputan6.com lansir dari World Of Buzz, Jumat (8/11/2019).
Terapi Mental Unik
Lebih dari 25 ribu orang ikut serta dalam 'pemakaman massal' di Hyowon Healing Center, Seoul sejak dibuka pada 2012. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup peserta setelah mengikuti simulasi kematian.
"Saat kamu sadar tentang kematian, dan mengalaminya, kamu memiliki pemahaman baru tentang hidup," kata Cho Jae-hee, peserta simulasi. Pemerintah Korea Selatan memberikan simulasi berupa latihan kematian dengan program ‘mati bahagia’.
Di sana, partisipan dibuatkan simulasi kematian seolah mereka adalah jenazah yang siap dimakamkan. Mereka akan membuat foto kematiannya sendiri dan memakai baju jenazah yang biasa digunakan ketika upacara kematian di Korea. Tak lupa, mereka menulis surat wasiat dan berakhir dengan tidur di peti mati tertutup selama 10 menit.
Advertisement
Harapan dari Program Simulasi Kematian
Kepala Hyowon Healing Center, Jeong Younh Mun mengungkapkan dengan terapi unik ini diharapkan orang-orang jadi bisa lebih menghargai hidup, sehingga memiliki kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Melalui cara ini juga, Jeong Younh Mun berharap angka kematian warga Korea karena bunuh diri bisa menurun.
"Saya mengajak orang-orang yang pernah terpikir untuk bunuh diri dan membalikkan keputusan mereka," kata Yong Mun.
Hal serupa juga diungkapkan Profesor Yu Eun Sil, ahli patologi dari Asan Medical Center. Ia menekankan pentingnya pengetahuan tentang kematian sejak dini. Korea Selatan berada di peringkat 33 dari 40 negara yang disurvei oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Indeks Kehidupan yang Lebih Baik.