Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendampingi keluarga calon penerima gelar Pahlawan Nasional KH Masjkur di Istana Negara di Jakarta, Jumat.
"Ibu Gubernur mendampingi keluarga calon Pahlawan Nasional karena berasal dari Jawa Timur," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Aries Agung Paewai kepada wartawan di Surabaya, Jumat (8/11/2019), demikian mengutip Antara.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Masjkur akan diserahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo kepada perwakilan keluarga di Istana Negara.
Baca Juga
Advertisement
Diberikannya gelar tersebut kepada KH Masjkur, kata dia, berkat jasa-jasanya yang ikut membela dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dukungan gelar Pahlawan Nasional kepadanya juga datang dari berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi baik negeri dan swasta yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
Pengusulan KH Masjkur sebagai Pahlawan Nasional dilakukan selama setahun lebih melalui Dinas Sosial Jatim dan ditujukan ke Kementerian Sosial RI.
Buku-buku dan bukti sejarah ditelisik oleh tim peneliti, tokoh agama dan tokoh masyarakat, pimpinan perguruan tinggi terutama Unisma, UIN, UB, UM dan Unira.
Sebanyak delapan buku tentang KH Masjkur telah diterbitkan dan pernah didistribusikan ke lembaga-lembaga pendidikan di Jatim, mulai buku biografi perjuangan (tiga buku), fragmen pemikiran KH Masjkur dalam pandangan akademik (dua buku), kiprah dan perjuangan dalam catatan media (satu buku), komik (satu buku), napak tilas gerilya militer di Trenggalek (satu buku).
"Penganugerahan juga dari usulan masyarakat, sejarawan dan pemerintah yang melihat bagaimana perjuangan serta jasa-jasa KH Masjkur sehingga dinyatakan layak menyandang gelar Pahlawan Nasional," ucap Aries.
KH Masjkur yang lahir di Malang, 30 Desember 1904 pernah menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia pada 1947-1949 dan 1953-1955, lalu pernah juga menjadi anggota DPR RI 1956-1971, serta anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1968.
Keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan menonjol di zaman pendudukan Jepang, yakni sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Selain itu, KH Masjkur tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa yang ketika pertempuaran 10 November 1945 namanya muncul sebagai pemimpin Barisan Sabilillah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jokowi Bakal Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh. Adapun enam orang itu adalah hasil seleksi dari 20 nama yang disodorkan oleh Kementerian Sosial.
"Kita akhirnya sampai pada kesimpulan tahun ini enam saja. Jadi enam dari dua puluh yang diajukan," kata Wakil Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Negara Jimly Asshiddiqie saat dikonfirmasi, Jumat (8/11/2019).
Menurut dia, tiga dari enam tokoh yang akan mendapat gelar pahlawan nasional adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Selain itu, ada pula jurnalis wanita serta tokoh dokter yang berjasa di dunia pendidikan.
"Tiga anggota BPUPKI/PPKI yang tersisa yang ketinggalan belum dapat anugerah selama ini. Satu tokoh perempuan journalism dan pendidikan," jelasnya.
"Satu sultan dari provinsi yang belum ada pahlawan, sebagai satu-satunya penentang Belanda di kesultanan daerahnya. Satu lagi tokoh dokter yang sangat berjasa di dunia pendidikan," ujar dia.
Jimly enggan menyebut siapa saja enam tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional tahun 2019. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyatakan nama-nama akan disampaikan pihak Istana Kepresidenan.
"Dua puluh yang diajukan oleh menteri sosial semuanya memenuhi syarat. Hanya kita akan harus ketat, jangan terlalu banyak. Sehingga yang diputuskan cuma enam," tutur Jimly.
Sebagai informasi, pada tahun lalu, Jokowi memberikan gelar pahlawan kepada enam orang. Mereka yang mendapat gelar Pahlawan Nasional 2018 antara lain, Abdurrahman Baswedan, IR H Pangeran Mohammad Noor, Agung Hajjah Andi Depu, Depati Amir, Kasman Singodimedjo, dan Brigjen KH Syam'un.
Advertisement