AXIQoe: Ekosistem Pengadaan Barang Tak Luput dari Peran Teknologi

Di era digital sekarang ini dinamika ekosistem pengadaan barang tak luput dari peran teknologi, terutama penetrasi internet yang semakin meluas.

oleh Iskandar diperbarui 09 Nov 2019, 09:00 WIB
Ilustrasi e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Liputan6.com, Jakarta - PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) melalui layanan e-commerce Business to Business (B2B) dan Business to Government (B2G), AXIQoe, meramaikan eksibisi pengadaan barang dan jasa 'Indonesia International Mega Procurement Exhibition & Conference (I-IMPEC) 2019' di JCC, Jakarta.

Keikutsertaan AXIQoe dalam event tahunan tersebut menegaskan kembali perannya bersama stakeholder untuk memperkuat fondasi integritas ekosistem pengadaan melalui diskusi dan diseminasi informasi.

"Kehadiran kami di I-IMPEC 2019 merupakan kontinuitas perusahaan sebagai tempat bertemu sekaligus berdiskusi bersama para pemangku kebijakan lainnya, berbagi insight dan transfer knowledge seputar transformasi pengadaan barang dan jasa," kata Budi Pramana Ginting, Head of Business AXIQoe melalui keterangannya, Sabtu (9/11/2019).

Ia menuturkan, di era digital sekarang ini dinamika ekosistem pengadaan barang tak luput dari peran teknologi, terutama penetrasi internet yang semakin meluas hingga ke kota dan kabupaten.

"Dukungan infrastruktur digital dan sumber daya yang unggul tentunya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital yang transparan dan akuntabel,” ucapnya menambahkan.

 


Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Tembus Rp 1,8 kuadriliun

Laporan e-Conomy SEA 2019 yang dirilis oleh Google dan Temasek memperkirakan bahwa Indonesia akan menyumbang sekitar 40 persen dari pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara di tahun 2019 dengan nilai mencapai US$40 miliar (sekitar Rp565 triliun), meningkat empat kali lipat dibandingkan 2015.

Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi internet tercepat di Asia Tenggara, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mampu menembus US$ 130 miliar (sekitar Rp 1,8 kuadriliun) pada 2025 nanti.

Budi menambahkan, "Tingginya nilai ekonomi digital kita tersebut akan menjadi pendorong bagi pelaku bisnis, khususnya AXIQoe, untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saingnya, termasuk di dalamnya mendukung modernisasi pengadaan serta melanjutkan komitmen menjadi akselerator ekosistem pengadaan yang bersih dan akuntabel."

(Isk/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya