Pembangunan Terminal Bus Banyak Diminati Investor Asing

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan terus menggenjot pembangunan terminal berkonsep Transit Oriented Development (TOD).

oleh Athika Rahma diperbarui 08 Nov 2019, 17:00 WIB
Angkutan Metromini menunggu penumpang di Terminal Blok M, Jakarta, Jumat (12/4). Kepala Bidang Angkutan Darat (BAD) Dinas Perhubungan DKI Jakarta Masdes Aerofi mengatakan setidaknya pada 2019 ini ada 312 bus sedang yang akan bekerja sama dengan Jak Lingko. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan terus menggenjot pembangunan terminal berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Hal ini bertujuan agar pertumbuhan penggunaan bus di kalangan masyarakat kembali meningkat.

Bahkan, disebutkan oleh Direktur Prasarana Transportasi Darat Risal Wasal, ada banyak investor yang berminat untuk ikut bangun terminal jadi lebih modern.

"Dari 128 terminal yang kita punya, ada 56 investor yang minat kembangkan, tadinya 44. Lalu investor ada yang berasal dari Korea, Jepang, Malaysia, London juga kalau nggak salah," tutur Risal di Jakarta, Jumat (08/11/2019).

Bahkan, menurut Risal, ada investor asal Korea yang sudah menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) dengan kontraktor asal Indonesia.

Nantinya, pengembangan bandara akan dilakukan sepenuhnya oleh swasta, mulai dari desain bangunan, tata letak hingga urusan keamanan dan kebersihan.

"Akan kami serahkan ke swasta dengan masa konsesi 30 tahun. Di tahun ke-31, lahan akan menjadi milik pemerintah lagi," ungkap Risal.

Selanjutnya, pemerintah hanya sebatas mengelola operasional bus saja. Skema ini diklaim bisa mengembangkan terminal lebih cepat. Ketika sudah modern, orang-orang akan berdatangan ke terminal. Dan bukan hanya untuk naik, turun atau transit bus, namun untuk melakukan kegiatan lain.

"Ada yang kerja ke perkantoran, ada yang ke hotel, mall, jadi terminal akan ramai," ujar Risal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kemenhub Ingin Jadikan Terminal Bus Layaknya Bandara

Sejumlah bus antar kota antar provinsi berjejer menunggu untuk mengangkut penumpang untuk pulang kampung di Terminal Pulogebang, Jakarta, Sabtu (9/6). Diperkirakan akan terjadi lonjakan arus mudik pada H-3 atau H-2 lebaran. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprioritaskan pulau Jawa sebagai tujuan investasi sektor swasta untuk pembangunan terminal bus penumpang. Saat ini terdapat 128 terminal tipe A yang tersebar di wilayah Indonesia.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan, dari jumlah tersebut sebanyak 61 terminal tipe A ada di Pulau Jawa dan kebanyakan masih bersifat konvensional.

Artinya, terminal tersebut hanya berfungsi sebagai terminal saja belum tersambung dengan pusat kegiatan ekonomi seperti mal atau pusat perbelanjaan.

"Prioritas pertama adalah terminal tipe A di Pulau Jawa. Kami sudah buat studi kelayakannya untuk terminal, kalau investor setuju tinggal pakai punya kita," kata Budi saat ditemui di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Budi mengatakan, fungsi terminal saat ini harus mengikuti perkembangan zaman yang ada. Bahkan, dirinya menginginkan terminal bus dapat menjadi seperti bandara yang saat ini telah memiliki banyak fungsi.

"Kita akan bangun terminal dengan cara mix use. Ke depan, ini yang kita lakukan lewat kerja sama dengan pihak swasta. Banyak potensi besar yang dimiliki terminal kita," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya