Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Bintang Mandiri Tbk (“Perseroan”) melangsungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 276.666.800 saham biasa atas nama atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum.
Perusahaan manufaktur kampas rem non-asbestos dan teknologi friction material ini menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter). Due diligence meeting and public expose berlangsung pada 8 November 2019, hari ini.
Sedangkan masa penawaran awal (book building) berlangsung pada 8-15 November 2019. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 26 November 2019.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya, masa penawaran umum dijadwalkan pada 28-29 November 2019, penjatahan pada 2Desember 2019, distribusi pada 3 Desember 2019, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Desember 2019.
"Sesuai rencana, sekitar 37 persen atau maksimal sebesar Rp 14.754.194.259 akan digunakan untuk pembayaran sisa harga pembelian tanah dan bangunan," ujar Corporate SecretaryPT Indo Bintang Mandiri Tbk Hanny Marpaung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (8/11/2019).
Selanjutnya, sekitar 30 persen akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi Perseroan seperti pembelian mesin baru, instalasi fasilitasproduksi dan pembelian perlengkapan, serta peralatan yang diperlukan terkait rencana pembelianmesin baru sehubungan dengan peningkatan produksi.
Sedangkan sisanya sekitar 33 persen dialokasikan untuk modal kerja Perseroan seperti pembayaran gaji, pembelian bahan material,dan kegiatan operasional lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kapasitas Produksi
Perseroan berdiri sejak 2016. Perusahaan yang berkantor pusat di Delta Silicon 3, Lippo Cikarang ini memiliki pabrik di Cikarang dengan luas 2.500 m2. Perseroan merupakan produsen kampas rem non-asbestos pertama di Indonesia untuk aftermarket yang memiliki kualitas tinggisetara OEM (Original Equipment Manufacturer).
Saat ini, Perseroan memproduksi produk brake pad, brake shoe untuk kendaraan bermotor dansuku cadang kereta api. Untuk sepeda motor, kapasitas produksinya sebanyak 14.100 set brakeshoe dan 309.000 set brake pad per bulan. Sedangkan untuk mobil, kapasitas produksi per bulan sebanyak 10.700 set brake pad, kereta api sebanyak 4.300 unit pedestal, 550 unit wear plate, 650 unit centerliner, 4.300 unit bolster, 5.100unit break shoe, dan heavy duty/Truk sebanyak 1.800 set lining.
Perseroan sedang berada dalam fase pengembangan ke industri suku cadang kereta api, yangmampu menyediakan suku cadang berkualitas internasional dengan harga lokal yang bersaing.
Perseroan telah melakukan uji coba brake shoe kereta api untuk PT KAI. Selain itu, Perseroansedang dalam proses pembicaraan prospek sebagai pemasok suku cadang kampas rem KAI dan MRT.
Di sisi lain, Perseroan sedang memulai negosiasi memasok kampas rem dan plat koplingkendaraan bermotor kepada sebuah perusahaan armada transportasi terbesar di Indonesia. Adapun saat ini, Perseroan sudah memulai pasokan kampas rem untuk kendaraan berat berupatruk tambang.Hingga 31 Mei 2019, pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp 10,03 miliar.
Sedangkan pendapatan usaha sepanjang 2018 sebesar Rp 7,6 miliar dan 2017 sebesar Rp 2,7 miliar. Sebagian besar pendapatan usaha Perseroan dikontribusi oleh penjualan dari suku cadang keretaapi, yang tampak tumbuh secara signifikan sejak 2017 sebesar 3,72 persen menjadi 54,96 persen per 31Mei 2019.
Advertisement
Aset Perusahaan
Adapun total aset Perseroan per 31 Mei 2019 senilai Rp 33,47 miliar, total liabilitas Rp 12,49miliar, dan total ekuitas Rp 20,98 miliar.Kegiatan usaha Perseroan juga ditopang oleh prospek ekonomi nasional dan industri otomotif.
Pada kuartal I-2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen, lebih tinggi dibandingkan pencapaiankuartal I-2018 yang sebesar 5,01 persen. Peningkatan PDB Indonesia yang disusul dengan peningkatan daya beli masyarakatmenyebabkan permintaan akan barang dan jasa juga meningkat.
Indonesia adalah negara dinamis yang ditandai dengan potensi ritel yang kuat.Hal ini sejalan dengan kinerja industri otomotif yang menunjukkan tren positif. Pada tahun 2018, Indonesia mencatat produksi kendaraan bermotor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Hal inisejalan dengan target pemerintah dalam mendorong industri otomotif nasional gunameningkatkan jumlah ekspor kendaraan bermotor. Sementara itu, berdasarkan data BPS (2018), jumlah kendaraan bermotor di Indonesia untuk periode 2015-2017 mencapai 121 juta unit, 129 juta unit, dan 139 juta unit. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar dan tetap bertumbuh.