Atap Sekolah Ambruk, Polisi Sebut Ada Faktor Lalai

Polda Jatim menyatakan telah kantongi nama yang bertanggungjawab atas insiden ambruknya atap kelas di SDN Gentong, Pasuruan, Jawa Timur.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2019, 23:00 WIB
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut insiden atap kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur yang ambruk hingga menelan korban jiwa karena faktor kelalaian konstruksi bangunan gedung sekolah tersebut.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera menuturkan, faktor tersebut didapat setelah tim laboratorium forensik menyelesaikan gelar perkara.

"Ada dua kasus yang ditemukan tim forensik dalam kasus tersebut. Pertama, soal kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan luka-luka dan kasus tindak pidana korupsi," ujar dia kepada wartawan, seperti mengutip Antara, Jumat (8/11/2019).

Dugaan korupsi, kata dia, karena ditemukan banyak hal yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Hal itu seperti indikasi material yang tidak sesuai dan ada ketentuan daripada konstruksi yang tidak dilakukan oleh pihak pelaksana proyek.

Terkait beberapa temuan itu, Barung menyatakan, polisi telah mengantongi nama yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Dalam waktu dekat akan disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.

"Kapolda Jatim konsen terhadap kasus ambruknya sekolah itu, dan dalam waktu dekat Bapak Kapolda akan menyampaikan siapa-siapa saja yang terlibat menjadi tersangka," tutur dia.

Kendati demikian, ia belum bisa menyampaikan siapa saja yang akan ditetapkan sebagai tersangka, sebab hingga saat ini tim penyidik masih terus melakukan pendalaman.

"Tim masih terus melengkapi barang bukti, nanti Pak Kapolda langsung yang akan mengumumkan," kata perwira menengah tersebut.

SDN Gentong di wilayah Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ambruk pada Selasa, 5 November 2019 pukul 08.30 WIB dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yaitu satu siswa dan seorang guru. 

Ditambah belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan material atap kelas. Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan, terdiri dari empat kelas yakni kelas 2-A dan 2-B, serta kelas 5-A dan 5-B.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Polisi Menemukan Ada Ketidaksesuaian Spesifikasi Konstruksi

Sebelumnya, Polisi menemukan ada dugaan ketidaksesuaian spesifikasi pada konstruksi bangunan SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang atapnya ambruk hingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia serta belasan siswa mengalami luka-luka.

"Tim Laboratorium Forensik memeriksa tiga poin utama penyebab ambruknya atap sekolah, yakni konstruksi bangunan, material bangunan dan apa yang terjadi saat itu," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu, 6 November 2019 mengutip laman Antara.

Dari pemeriksaan tersebut, kata dia, tim telah mendapatkan data-data awal penyebab penyangga dari atap sekolah ambruk. "Misalnya, material yang seharusnya A, tetapi material yang dipakai B. Kemudian struktur bangunan yang seharusnya kokoh, tidak lapuk. Artinya bahwa dalam kondisi itu harusnya pemasangan-pemasangan tertentu lebih kokoh," ujar dia.

Setelah mendapatkan data tersebut, selanjutnya polisi akan melakukan pemeriksaan kepada perencana dan pelaksana. Perwira menengah itu menuturkan, pelaksana yang dimaksud adalah pelaksana pembangunan, sedangkan untuk saksi keterangannya sudah diambil di tempat kejadian perkara (TKP).

"Pelaksana pembangunan menyangkut tentang siapa yang mengerjakan itu, siapa yang melakukan pemborongan, itu pelaksana dan siapa yang mengawasi," ujar dia.

Tak itu saja, polisi juga akan memeriksa siapa pihak yang melakukan perencanaan, apakah di Dinas Pendidikan Kota Pasuruan atau di Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat.

"Ini akan dilakukan kroscek oleh Polres Pasuruan Kota. Saya belum keluarkan hasil labfor karena untuk kepentingan penyidikan dan penyelidikan," tutur dia.

Jika sudah mendapatkan perbandingan perencanaan dan pelaksanaan, lanjut dia, baru dikeluarkan untuk diketahui oleh publik karena ini menyangkut perhatian orang banyak serta menimbulkan korban.

Sebelumnya, sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa 5 November 2019 pukul 08.30 WIB.

Dari data kepolisian, korban meninggal dunia disebabkan atap sekolah ambruk berinisial IA (8) warga Gentong, Kota Pasuruan dan guru bernama Silvina Asri (19). Sementara gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, antara lain kelas 2-A dan 2-B dan kelas 5-A dan 5-B.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya