Liputan6.com, California - Sebuah penyakit baru muncul dan menginfeksi seekor ular raja California (Lampropeltis californiae) di California dan menyebabkan kulit binatang melata ini berkerak, mata berkabut dan wajah membengkak.
Ini adalah kasus pertama "penyakit jamur ular" (SDF) yang terlihat di negara bagian itu, menurut pernyataan dari California Department of Fish and Wildlife (CDFW).
Ular raja yang terinfeksi ditemukan di Sierra Nevada, Amador County, oleh seorang anggota masyarakat yang membawa hewan "kurus dan menderita" ini ke pusat perawatan satwa liar.
Baca Juga
Advertisement
Kulit yang compang-camping melanda bagian wajah ular kanibal ini, membuat matanya buram. Bentuk ular pun dikatakan lebih mirip mumi daripada makhluk hidup.
Sampai saat ini, para pejabat tidak tahu bagaimana penyakit ini dapat berdampak pada populasi ular di California. Sekarang, prioritas utama mereka adalah memastikan manusia tidak menyebarkan jamur tersebut ke semua populasi ular di seluruh negara bagian.
"Namun, tidak ada bukti bahwa SFD dapat ditularkan dari ular ke manusia," tambah laporan itu, seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (9/11/2019).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ditemukan Pertama pada 2008
Para ilmuwan pertama kali mengkarakterisasi penyakit jamur ular pada 2008 dan mengetahui bahwa jamur yang disebut Ophidiomyces ophiodiicola adalah penyebabnya, menurut CDFW.
Sejak itu, para peneliti menemukan organisme menular pada 30 spesies ular di Amerika Serikat dan Eropa, 23 negara bagian di Negeri Paman Sam, dan satu provinsi di Kanada.
Ular dapat terdampak jamur melalui lecet yang ada di kulit mereka atau kontak fisik dengan ular yang terinfeksi. Infeksi yang parah menyebabkan kulit menjadi bersisik dan ular akan berganti kulit berulang kali (tidak wajar).
Sementara wajah ular yang terinfeksi merubah bentuknya menjadi seperti batu, kulitnya kasar, merubahnay seperti mumi.
Advertisement
Kasus Kematian Lain
Ophidiomyces ophiodiicola disebut menjadi penyebab utama infeksi kulit di kalangan ular liar, penularannya sering menyebabkan infeksi ringan meski tidak membunuh hewan yang terserang, menurut Survei Geologi AS (USGS).
"Perubahan lingkungan menjadi media munculnya infeksi parah dan fatal baru-baru ini di beberapa populasi ular," kata para ilmuwan USGS.
Penyakit jamur ular menjadi ancaman bagi sebagian besar habitat ular yang semakin berkurang, termasuk timber rattlesnake dan eastern massasauga yang terancam punah, menurut laporan pemerintah federal.
Kini, pejabat setempat mendorong masyarakat untuk melaporkan ke pihak berwenang apabila menemukan ular dengan luka di kulitnya atau perilaku yang tidak biasa, namun tanpa mencederai hewan itu.
Sementara itu, pada pekan ini, jamur tersebut dilaporkan terdeteksi ada di dalam jaringan tubuh ular pita air Florida (Nerodia fasciata pictiventris) yang mati di Folsom, Sacramento County.