Nasdem: Ketika PDIP Bawa Gerindra Kami Tidak Protes

Ketua DPP Nasdem yakin, Presiden Jokowi memilih Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dengan alasan baik untuk sama-sama membangun negeri.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 09 Nov 2019, 13:00 WIB
Ketum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) menghadiri pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago membahas soal sindiran yang menerpa sang Ketua Umum Surya Paloh. Khususnya mengenai rangkulan saat silaturahmi ke partai oposisi.

"Ayolah, kita bangun kepercayaan satu dengan yang lainnya, jangan lagi saling curiga. Karena kami melihat ketika PDIP membawa Gerindra toh kami juga tidak protes," tutur Irma di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11/2019).

Irma menyebut, pihaknya yakin Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dengan alasan baik untuk sama-sama membangun negeri.

"Kenapa kemudian ketika kita berkomunikasi dengan PKS untuk bisa juga dengan menjadi partner konsultif, menjadi masalah," jelas dia.

Senada dengan perkataan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh sebelumnya, lanjut Irma, menjadi partai yang mengaku pancasilais tidak semestinya sinis. Apalagi terhadap sesama partai koalisi.

"Kan gotong royong. Jadi kabinet itu harus gotong royong, itu yang dilakukan Pak Jokowi. Ini yang dimaksud oleh Pak Surya Paloh. Kita tidak pernah mau mencampuri dapur partai orang lain, tapi kita juga ingin agar partai-partai yang ada hari ini tidak juga mencampuri partai kita. Jadi harusnya itu tabayyun, komunikasi, tanya. Jangan suuzon, negatif thinking," Ketua DPP Nasdem ini menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Surya Paloh Minta Jangan Ragukan Kesetiaan Nasdem

Ketum Partai NasDem Surya Paloh (tengah) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) menghadiri pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Umum Nasdem Surya Paloh menyindir partai yang curiga terhadap Nasdem. Hal tersebut terkait pertemuan dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

Paloh tak mengungkapkan siapa yang sebetulnya partai yang dia sindir. Dia berdalih, pihak yang dia sebut penuh curiga itu seperti angin.

"Yang mencurigai Nasdem ya kita gak tau, tapi pasti ada bagaikan angin yang terasa di tangan saya nggak bisa tangkap dia, nggak terlihat tapi ada perasaan saja," ujarnya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Paloh mengaku hanya bicara soal Pancasila saat menyindir ada partai merasa paling pancasilais. Dia mengatakan, jika ada partai yang marah terus sudah mengurangi nilai Pancasila.

"Nah pikiran-pikiran ini kan yang memang kita miliki sebagai bagian dari ideologi yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Jadi kalau ada partai kita yang bawa marah aja, dia kurang pancasilais. Kan ada juga ada marah, senyum boleh," kata Surya Paloh.

Paloh menegaskan, tak perlu meragukan Nasdem di koalisi. Dia menuturkan akan menjadi partai paling setia mendampingi Presiden Joko Widodo.

"Ya kalau ada yang menyatakan ragu terhadap dalam pemerintahan ini saya katakan jangan-jangan nanti Nasdem yang paling setia, kan bisa juga. Ada orang yang ragu dan kita balas keraguan itu, jangan ragu-ragu," tegasnya.

Komunikasi politik Nasdem, kata Paloh, tidak memberikan sekat dan hambatan dengan siapapun.

"Maka komunikasi politik Nasdem begitu cair tidak ada sekat hambatan. Baik pengusung pemerintah maupun di luar pemerintahan," ujar Surya Paloh.

Paloh menegaskan, Nasdem mengedepankan kepentingan bangsa dibandingkan partai. Menurutnya hal itu merupakan proses pendidikan politik berkelanjutan.

Karena itu, Paloh menegaskan Nasdem bukan partai yang menjadi pengusung pemerintah yang hanya memikirkan kepentingan koalisi.

"Jadi bukan hanya dasar Nasdem partai pengusung pemerintah kemudian hanya memikirkan kepentingan-kepentingan koalisi yang ada di pemerintahan. Salah itu. Salah itu," kata dia.

"Itu bukan cara berfikirnya Nasdem saudara-saudara. Mikir yang pendek-pendek orang Medan bilang pikir cetek-cetek," tegasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya