Udara di Dalam Rumah Ternyata Lebih Kotor Daripada di Luar, Ini Faktanya

Ternyata, salah satu studi mengungkapkan bahwa udara di dalam rumah lebih kotor dibandingkan di jalanan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Nov 2019, 10:00 WIB
Seorang wanita berjalan mengenakan masker pelindung untuk menghindari polusi udara buruk di Jakarta, Rabu (17/7/2019). Dinkes DKI menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas untuk mencegah dampak polusi udara pada tubuh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata 'polusi'? Pasti asap kendaraan, asap dari pabrik atau pemakaman kumuh menjadi hal-hal yang muncul di pikiran seketika.

Walaupun asap di luar memang kotor dan beracun, tapi tahukah Anda bahwa ternyata udara di dalam rumah juga tak kalah kotor?

Selain di dalam rumah, di tempat kerja ataupun di tempat kebugaran, ternyata juga bisa mengandung polusi berbahaya bagi tubuh juga selain di luar sana.

Berdasarkan sebuah studi, udara di dalam rumah bisa lebih berpolusi dibandingkan di luar. Sekitar 90% orang berkegiatan di dalam ruangan, baik itu di dalam rumah, sekolah, tempat kerja atau di tempat publik.

Dilansir dari Bright Side, Sabtu (9/11/2019), udara di dalam ruangan biasanya merupakan campuran dari polutan yang terbawa dari luar juga, seperti dari kendaraan ataupun pabrik.

Selain itu, kontaminan dalam ruangan seperti sumber pembakaran dan emisi dari bahan bangunan, perabotan serta peralatan elektronik juga menjadi sumber lain polusi dalam ruangan. 

Alasan lain mengapa udara di dalam ruangan menjadi tidak sehat, adalah karena penghuninya sendiri, seperti asap rokok atau hewan peliharaan misalnya.

Studi tersebut menyadarkan manusia bahwa mereka akan berisiko menghirup udara kotor di mana saja setiap harinya, tak peduli di dalam atau luar ruangan. 

Kualitas udara yang buruk lebih berbahaya bagi mereka yang rentan seperti anak-anak, lansia, atau orang yang menderita penyakit pernapasan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa udara dalam ruangan yang tercemar dapat mempengaruhi anak-anak lebih dari udara luar.

Sistem pernapasan mereka menjadi target utama dari polutan udara dan mengakibatkan maslaah kesehatan bagi anak-anak.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saran dari Ahli Lingkungan

Ventilasi kamar mandi tempat tersangka membuang jasad bayinya yang dibunuh di dalam kamar mandi usai melahirkan (Dok. Polres OKU Selatan / Nefri Inge)

Para ahli menyarankan untuk memasang sensor lingkungan.

Mereka dapat melacak kualitas udara yang kita hirup, memberi kita informasi penting tentang hal-hal yang kita hirup, dan membantu kita mencari tahu kapan harus melawannya.

Kita dapat melakukan hal-hal lain yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas udara di dalam rumah kita, tempat kerja, dan sekolah dengan memperhatikan hal-hal seperti:

  • Ventilasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Sistem HVAC (pemanas, ventilasi, dan pengkondisian) yang dipasang dengan benar dapat membantu mencegah penumpukan polutan. Juga, pastikan Anda memiliki ventilasi tepat di sebelah peralatan mudah terbakar Anda dan selalu jaga kebersihannya.
  • Pengering pakaian Anda harus menghadap langsung ke luar.
  • Anda tidak boleh menyimpan segala jenis bahan kimia, pestisida, pembersih, atau bensin di ruang tamu Anda.
  • Batasi penggunaan hal-hal seperti rokok, lilin, dan pemanggang dalam ruangan.
  • Biarkan jendela Anda tetap terbuka saat Anda membersihkan produk kimia, pembersih, pelarut, dll.
  • Kipas kamar mandi Anda harus berjalan selama 60 menit setelah mandi.
  • Filter partikel yang baik atau pembersih udara juga sangat penting untuk menjaga kotoran.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya