HNW: Pesantren Mesti Terdepan Mencetak Generasi Unggul

Kurikulum pendidikan di lingkungan pesantren harus ditekankan tentang pemahaman etika-etika dasar.

oleh stella maris pada 09 Nov 2019, 15:19 WIB
Hidayat Nur Wahid.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa saat ini dan ke depan, Indonesia harus memiliki banyak manusia-manusia Islam yang unggul yang memiliki karakter manusia Islam yang sesungguhnya sesuai Al qur’an. Untuk mencapai hal tersebut, peran pendidikan sangatlah besar termasuk pondok-pondok pesantren.

Dikatakan HNW, dalam kurikulum pendidikan di lingkungan pesantren, selain para santri diajarkan membaca serta menghafal Al qur’an, juga harus dimasukan dan ditekankan pembelajaran tentang pemahaman etika-etika dasar, adab-adab, juga pemahaman untuk menjadi seorang muslim yang baik dan unggul.

“Menurut saya itu sangatlah penting dan harus mulai diajarkan sejak dini. Jangan dulu yang berat-berat, mulailah dengan yang ringan seperti, pentingnya menjaga sopan santun kepada orang tua, belajar, menjaga amanah, saling menghormati, silaturahim, jujur, berkata-kata baik, berjiwa rahmah,” kata Hidayat Nur Wahid (HNW), saat berbincang dengan delegasi Ma’had Al-quds Li Tahfidhil Qur’an yang dipimpin Pimpinan Ponpes Darul Abrar KH. Muttaqin Sa’id, di Ruang Kerjanya, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Dijelaskan HNW, pemahaman tentang etika-etika sesuai Al qur’an tersebut bertujuan agar para santri yang merupakan generasi muda bangsa Indonesia, dengan Al qur’an-nya tidak sampai menjadi kelompok yang eksklusif. Dalam artian, tidak berani berinteraksi dengan masyarakat. Padahal Alquran selalu mengajarkan untuk selalu berinteraksi dengan yang lain.

“Titik tekannya adalah, Al qur’an justru mengajarkan untuk berkomunikasi kepada publik, itulah akidah. Biasakan para santri berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Saya ingat, waktu nyantri di Ponpes Gontor ada kegiatan lari-lari ‘muter’ kampung, juga banyak kegiatan-kegiatan yang membiasakan saya berkomunikasi dengan masyarakat,” ujarnya.

Ketika para santri, lanjut HNW, mampu menguasai dan mengimplementasikan etika, akhlak dan berbagai ilmu pengetahuan, maka akan muncul generasi Islam yang tangguh seperti generasi umat dahulu yang tangguh mampu menjadikan Islam diterima baik di Nusantara.

“Merekalah generasi Islam tangguh dengan pengetahuan agama Islam yang tinggi, akhlak yang sangat baik, juga ilmu pengetahuan yang baik, mereka mampu bergaul, berdialog, sabar dalam menghadapi serta mengatasi permasalahan ditengah-tengah masyarakat sehingga diterima dan Islam menjadi seperti sekarang ini,” tambahnya.

Ditegaskan HNW, hal-hal itulah fakta bahwa Indonesia adalah contoh paling konkrit yang secara tegas membuktikan bahwa teori para orientalis yang mengatakan bahwa Islam berkembang dengan perang adalah salah dan sama sekali tidak benar.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya