Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya sekaligus pengelola tunggal Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Arief Prasetyo Adi memastikan stok beras untuk kebutuhan pangan warga DKI Jakarta dalam taraf aman.
Menurut Arief, saat ini kebutuhan beras warga Jakarta adalah 90 ribu ton per tahun.
"Kami sudah amankan, sekitar 100-110 ribu ton dari Bulog, lalu ada tambahan 40 ribu ton dari Sulawesi khusus untuk warga Jakarta," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (09/11/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sementara, stok beras di PIBC sendiri dijaga diatas 30 ribu ton sehingga, lanjut Arief, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
Lebih lanjut, Arief menyatakan bahwa pengelolaan beras bukan dilihat dari seberapa banyak stok beras untuk jangka waktu panjang. Namun, ada manajemen inventori yang harus dipelajari agar beras yang disalurkan ke masyarakat memiliki kualitas yang baik.
"Jadi gini, beras itu bukan barang antik, ya. Punya stok (beras) itu nggak usah numpuk 10 bulan, setahun. Nanti barangnya apek, busuk dan lain-lain. Yang harus diperhatikan itu flow barang datangnya kapan, sebulan berapa banyak itu harus diatur," tutur Arief.
Jika sudah memahami siklusnya, maka kebutuhan beras akan terjaga dengan baik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sepanjang Oktober 2019, Harga Beras dan Gabah Naik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan pada harga gabah kering panen di tingkat petani dan harga beras medium di penggilingan selama Oktober 2019. Masing-masing keduanya mengalami kenaikan sebesar 2,19 persen pada Mei 2019.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan dari 1.685 transaksi penjualan gabah di 29 provinsi selama Oktober 2019, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 68,07 persen, gabah kering giling (GKG) 15,79 persen, dan gabah kualitas rendah 16,14 persen.
"Selama Oktober 2019, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp5.012,00 per kg atau naik 2,19 persen dan di tingkat penggilingan Rp5,119,00 per kg atau naik 2z15 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/11).
Dia mengungkapkan untuk rata-rata harga GKG di tingkat petani adalah Rp5.508,00 per kg atau naik 2,17 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.662,00 per kg atau naik 1,82persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.774,00 per kg atau naik 1,80 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.828,00 per kg atau naik 1,64 persen.
"Dibandingkan Oktober 2018, rata-rata harga pada Oktober 2019 di tingkat petani untuk semua kualitas, yaitu GKP, GKG, dan rendah, mengalami kenaikan masing-masing 1,53 persen, 0,75 persen, dan 1,05 persen," ujarnya.
Advertisement
Tingkat Penggilingan
Demikian juga di tingkat penggilingan, rata-rata harga pada Oktober 2019 dibandingkan dengan Oktober 2018 untuk GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah juga mengalami kenaikan masing-masing 1,60 persen dan 0,95 persen, dan 0,96 persen.
Sementara itu, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.65900 per kg, naik sebesar 0,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.434,00 per kg, naik sebesar 1,43 persen. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp9.242,00 per kg, naik sebesar 1,11 persen.
"Dibandingkan dengan Oktober 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2019 untuk semua kualitas, yaitu premium, medium, dan rendah, mengalami kenaikan masing-masing 0,14 persen, 0,41 persen, dan 0,52 persen," tutupnya.