Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mempertanyakan motif kader PDIP Dewi Tanjung melaporkan dirinya ke Polda Metro Jaya. Dewi menuding Novel merekayasa teror air keras yang menimpanya 11 April 2017 lalu.
“Saya enggak ngerti yang mau dihina dia itu siapa. Apakah dia mau menghina rumah sakit besar tiga di Indonesia dan dua di Singapura,” ujar Novel Baswedan saat menghadiri Gathering Nasional Turuntangan di Jakarta, Sabtu (9/11/2019).
Advertisement
Novel heran terhadap tudingan rekayasa yang dialamatkan kepadanya. Sebab, lima rumah sakit yang menanganinya menyatakan bahwa Novel terkena air keras.
Belum lagi penyidikan dan temuan-temuannya yang dilakukan kepolisian, serta investigasi independen yang dilakukan Komnas HAM. Bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memberikan perhatian serius dan meminta kasus teror air keras itu diusut tuntas.
“Apakah mau menghina polisi yang menginvestigasi, Komnas HAM yang melakukan pemeriksaan. Apakah dia mau menghina para tokoh yang bertemu saya dan melihat keadaan saya,” kata Novel Baswedan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Penting Ditanggapi
Mantan anggota Polri itu juga mempertanyakan bukti apa yang dimiliki Dewi Tanjung hingga berani menuding dirinya merekayasa kasus teror air keras.
“Sekarang begini loh, orang menuduh sesuatu itu harusnya yang nuduh yang buktikan. Kalau dia nuduh saya enggak punya otak, masa saya harus kasih scan bukti saya enggak punya otak. Kan lucu,” ucap Novel.
Menurutnya, laporan kepolisian yang dilayangkan Dewi Tanjung lucu dan aneh. Karena itu, dirinya sengaja tidak memberikan respons khusus terhadap laporan tersebut.
“Saya kira omongan enggak penting untuk saya respons lebih jauh,” kata Novel.
Advertisement