Diwarnai Sentimen Global, IHSG Diprediksi Menguat

IHSG secara teknikal menguat dalam level support 6.086-6.274.

oleh Bawono Yadika diperbarui 11 Nov 2019, 06:30 WIB
Pengendara sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,52 poin ke level 6.023,64 dari penutupan perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona hijau di pasar saham hari ini. Data Ekonomi Indonesia masih cukup baik menopang indeks.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwe menuturkan, pasar kini cenderung berhati-hati menanti kelanjutan perkembangan dagang Amerika Serikat (AS)-China.

"Selain itu, mereka juga akan mengamati peluang ekonomi dunia yang memasuki periode resesi," ungkap dia Senin (11/11/2019).

Dari dalam negeri, Hans berujar, rilis pertumbuhan ekonomi RI Badan Pusat Statistik (BPS) 5,02 persen telah melampaui perkiraan konsesus para analis yang sebesar 5 persen.

Lebih lanjut, data cadangan devisa (cadev) yang naik dari USD 124,3 menjadi USD 126,7 miliar merupakan indikasi positif bagi perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi.

"Sebab itu, kami memproyeksi IHSG berpeluang konsolidasi menguat pada rentang support 6.139 dan resistance 6.200," jelasnya.

Pada pekan depan, pasar masih akan diwarnai kepastian pemotongan tariff menjelang perang dagang AS-China fase pertama.

"Rencana ini dikabarkan menghadapi pertentangan di internal Gedung Putih, dimana Presiden Donald Trump dalam sambutannya kepada wartawan di Gedung Putih, mengatakan dia belum setuju penundaan tarif impor yang dituntut oleh China," kata Hans.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Solusi Bersama

Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Transaksi perdagangan saham cukup ramai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Ekonom PBB mengatakan perang perdagangan AS-China adalah situasi yang merugikan kedua negara dan dunia. Perang dagang di perkirakan menelan biaya USD 35 miliar bagi China pada paruh pertama tahun ini, sementara konsumen dan perusahaan AS menanggung beban terberat dari tarif yang lebih mahal.

"Berangkat dari hal ini kami perkirakaan AS dan China akan terus berusahan mencari solusi masalah perdagangan kedua Negara," kata dia.

Hal senada diutarakan Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji Gustama yang melihat indeks secara teknikal menguat dalam level support 6.086-6.274.

Adapun saham-saham rekomendasi laik beli pada hari ini antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), serta saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya