Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur kental dengan bangunan bersejarah peninggalan penjajah terutama Belanda. Peninggalam bangunan bersejarah ini tak hanya berada di wilayah kota. Salah satunya Benteng Kedung Cowek.
Untuk menyambut Hari Pahlawan, Liputan6.com mengulas mengenai salah satu peninggalan sejarah yang menjadi saksi pertempuran 10 November 1945.
Benteng Kedung Cowek ini berada di pasir pantai utara Surabaya. Hingga kini pemerintah kota Surabaya masih memproses bangunan bersejarah ini untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.
Baca Juga
Advertisement
Pegiat sejarah asal Surabaya Ady Setyawan menuturkan, Benteng Kedung Cowek dibangun Belanda sekitar 1900-an. Benteng ini bagian dari 10 benteng yang dibangun di Pantai Timur Surabaya sebagai pertahanan. Ady menyebutkan, kalau Benteng Kedung Cowek ini termasuk yang terbesar.
Benteng ini dibangun untuk mengantisipasi serangan, pertahanan pantai dan menyimpan peluru. Namun, saat masa Belanda, Benteng Kedung Cowek tidak pernah dipakai. Akan tetapi, saat pertempuran 10 November, pejuang Indonesia memakai benteng tersebut. Selain itu, benteng ini juga menjadi saksi musnahnya batalion Sriwijaya. Ady menuturkan, pemuda Sumatera ex Heiho rata-rata gugur di benteng tersebut. Ratusan bekas lubang tembakan masih tersisa di benteng itu.
"Pada 10 November dipakai pejuang, oleh pasukan Sriwijaya. 1/3 batalion (tewas-red)tanpa sempat dievakuasi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (10/11/2019).
Ia menambahkan, di Benteng Kedung Cowek ini juga masih dapat ditemui peninggalan bersejarah antara lain tempat memasukkan peluru agar lebih mudah, pistol laras panjang dan lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Layak Masuk Bangunan Cagar Budaya
Ady menuturkan, benteng Kedung Cowek layak masuk bangunan cagar budaya. Ia prihatin benteng ini masih belum bangunan cagar budaya. Padahal dirinya sudah memberikan sejumlah data mengenai benteng Kedung Cowek. Benteng tersebut layak dijadikan cagar budaya sesuai UU Nomor 11/2010 tentang Cagar Budaya.
“Sesuai UU cagar budaya, usia bangunan lebih dari 50 tahun, memiliki arsitek yang khas dan membangun karakter bangsa. Ini sudah dilakukan kajian sejak 2015,” ujar dia.
Ady mengatakan, keberadaan Benteng Kedung Cowek ini dapat membangun karakter bangsa karena pembangunan tidak hanya dilihat dari fisik yaitu jembatan dan jalan. Membangun karakter lewat bangunan bersejarah dengan nilai-nilai yang ada dari cerita bangunan tersebut. “Ini cerita pengorbanan bagi negara bagaimana pejuang berkorban dan bukan hanya omongan saja,” ujar dia.
Dengan peringatan Hari Pahlawan, Ady menuturkan, tahun demi tahun adalah sebuah tantangan menjaga memori kolektif warga akan pertempuran yang tercatat sebagai pertempuran terdahsyat dalam perang mempertahankan kemerdekaan 1945-1949.
Advertisement