Menristek Tekankan Pengembangan Inovasi di Dies Natalis ke-59 ITS

Puncak peringatan Dies Natalis ke-59 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Menteri Riset dan Teknologi Menristek Bambang Brodjonegoro untuk memberikan orasi Ilmiah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Nov 2019, 21:30 WIB
Menristek Bambang Brodjonegoro di ITS Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Puncak peringatan Dies Natalis ke-59 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya menghadirkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro untuk memberikan orasi ilmiah, Minggu (10/11/2019).

Bertempat di Graha Sepuluh Nopember ITS, Surabaya, Menristek dan Kepala BRIN menyampaikan orasi bertajuk Penciptaan dan Pengembangan Ekosistem Inovasi dalam PTN-BH menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam orasi tersebut, Bambang mengungkapkan bahwa ITS dapat menjadi lumbung inovasi, invensi, dan karya yang dapat membantu mewujudkan Indonesia Maju. Perlu adanya perubahan paradigma menjadi penguasaan iptek dan inovasi oleh Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam kesempatan tersebut, Bambang sempat mengucapkan selamat kepada ITS atas usia yang telah menginjak 59 tahun. Di usia yang sudah tidak muda lagi itu, ITS telah mampu menciptakan berbagai produk inovasi dan invensi yang bermanfaat untuk bangsa.

"Meskipun dulu didirikan untuk mendorong kemandirian teknologi maritim, ITS kini juga berkembang ke berbagai bidang teknologi pula,” paparnya di hadapan para undangan dan sivitas akademika ITS.

Bambang menyayangkan, kondisi Indonesia yang turun dan tidak maksimal di beberapa aspek. Dalam laporan the Global Competitiveness menunjukkan Indonesia yang semula bertengger di peringkat 45, kini berada di peringkat 50.

Untuk innovation capability pun kini berada di urutan ke-74 dari 141 negara. "SDM iptek masih minim, padahal sesegera mungkin Indonesia mengalami bonus demografi," tuturnya mengingatkan.

Dalam kepemimpinan yang baru ini, Menristek dan Kepala BRIN ini menyebutkan visi Indonesia saat ini hingga 2045 adalah ada pertumbuhan ekonomi hingga 5,3 persen per tahun. Selain itu, bisa keluar dari middle income trap pada 2030 dan masuk menjadi pemilik Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-10 di dunia.

Untuk mencapai Indonesia Maju pada kemerdekaannya yang ke-100, menurut mantan Menteri Keuangan ini, terdapat beberapa kunci yang perlu diperhatikan. Di antaranya adalah Kreativitas, Inovasi, dan Entrepreneur.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Dari Imitasi ke Inovasi

Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan terkait rencana pemindahan ibu kota negara di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemerintahan Presiden Jokowi kembali membuka wacana pemindahan ibu kota negara karena kondisi lingkungan Jakarta yang semakin menurun. (merdeka.com/Imam Buhori)

Bambang juga menyebutkan, dalam pembuatan inovasi dapat berkaca pada Korea Selatan yang dapat menjadi negara maju dalam kurun waktu yang lebih singkat dari Indonesia. From Imitation to Innovation menjadi asas yang dapat diterapkan Indonesia dalam berinovasi.

"Tidak apa-apa suatu ide berawal dari menilik ide lain yang lebih dulu ada, tapi tetap harus munculkan ide baru dan terus berinovasi untuk mengubah menjadikan ide tersebut lebih baik dan berbeda dari yang lainnya," ungkap pejabat yang juga mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional ini.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor ITS Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari menyebutkan, ITS siap dalam menghadapi era industri 4.0. Berbagai inovasi dan perubahan terus diusung ITS dari tahun ke tahun demi menyongsong perubahan zaman. Seperti halnya perubahan dari PTN Badan Layanan Umum (PTN-BLU) pada tahun 2008 ke PTN Badan Hukum (PTN-BH) tahun 2014.

Untuk mendukung tujuan Indonesia, yakni menuju Indonesia Maju, Rektor ITS periode 2019-2024 tersebut memaparkan berbagai inovasi dan karya dari ITS. Inovasi dalam bidang kendaraan listrik telah dibuat ITS sejak 1987 dengan produk utamanya adalah Widya Wahana 1 hingga produk terbaru yakni Electrical Solar Bus dan GESITS.

"Electrical Solar Bus dibuat sebagai inovasi untuk memecahkan masalah transportasi umum yang ramah lingkungan dan hemat energi, sementara sepeda motor listrik GESITS tersebut sudah dikenal masyarakat dan diproduksi secara massal,” ungkapnya.

Ashari, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa ITS menjadi Center of Maritime Science of Technology. Hal tersebut menunjukkan bahwa ITS akan terus mengembangkan kemampuan rancang bangun kapal. Karya kapal-kapal ITS juga sudah mencakup banyak sektor di antaranya kapal dagang, kapal ikan, hingga kapal tangker. Inovasi sebagai bentuk pengabdian ITS terhadap masyarakat juga direalisasikan melalui dibuatnya Rumah Sakit Kapal.

Menurut Ashari, hingga tahun ini kinerja ITS telah melampaui target dari kontrak ITS dengan Kementerian Ristekdikti sebelumnya. Tahun ini tidak hanya satu, namun dua kontrak yakni sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) dengan Kemendikbud dan untuk perkembangan riset dengan Kemenristek.

Kinerja tersebut dinilai melalui Indeks EMAS yang merupakan singkatan dari Ekselensi, Mendunia, Amanah, dan Sumbangsih (EMAS). Dalam kesempatan tersebut, Ashari menyebutkan bahwa pada tanggal 1 September 2019, Indeks EMAS ITS sudah mencapai 86 persen. "ITS memiliki komitmen yang kuat untuk menyumbangkan kontribusi terbaik, baik dalam lingkup nasional maupun internasional," ujarnya.

 


Kunjungan ke Beberapa Lokasi di ITS

ITS Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Usai memberikan orasi, Menristek/Kepala BRIN beserta rombongan dengan didampingi Rektor ITS juga melakukan kunjungan ke beberapa lokasi yang menyajikan karya-karya riset yang sangat inovatif dari sivitas akademika ITS. Yakni di Pusat Unggulan Iptek (PUI) Sistem Kontrol Otomotif (SKO) yang berada di Gedung Mobil Listrik ITS dan Gedung Research Center (RC).

“Terus kembangkan Research and Development (R&D) dan inovasi agar Indonesia bisa menjadi pemain penting industri kendaraan listrik di dunia dengan ITS sebagai leader-nya,” pesan Bambang kepada tim PUI SKO ITS.

Pada upacara peringatan Dies Natalis ke-59 di Graha Sepuluh Nopember, ITS juga menyampaikan sejumlah penghargaan bagi para sivitas akademika dan mitra kerja yang dinilai telah banyak berkontribusi dan berdedikasi bagi pengembangan ITS selama ini.

Di antaranya adalah Penghargaan Sepuluh Nopember yang tahun ini diserahkan kepada Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) serta Rektor ITS periode 2003 – 2007. Ada pula penghargaan Angka Nitisastro dan beberapa penghargaan lainnya.

Terdapat pula acara penyerahan beasiswa Ikatan Alumni (IKA) ITS sebesar Rp 1 miliar dan Endowment Fund sebesar Rp 150 juta. Beasiswa tersebut bertujuan untuk membantu finansial mahasiswa berprestasi ITS yang kurang mampu dalam hal ekonomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya