Tarif LRT Jabodebek Bisa Kurang dari Rp 12 Ribu

Menhub Budi Karya Sumadi masih melihat beberapa pertimbangan kemungkinan untuk tarif LRT Jabodebek tahap I dapat turun kembali.

oleh Bawono Yadika diperbarui 11 Nov 2019, 11:30 WIB
Proses perdana gerbong kereta layang ringan atau light rail transit (LRT) ke lintasan rel di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Minggu (13/10/2019). Sebanyak satu rangkaian (trainset) yang terdiri dari 6 kereta (car) diangkat ke atas rel menggunakan Gantry Crane. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan tarif LRT Jabodebek tahap I berpeluang lebih murah lagi. Saat ini, tarif LRT Jabodebek dibanderol Rp 12 ribu per tiket.

"Tarif sementara perhitungannya Rp 12 ribu tapi nanti kita melakukan suatu justifikasi menjelang operasional," tuturnya di Jakarta, Senin (11/11/2019).

Menhub Budi menjelaskan, pihaknya masih melihat beberapa pertimbangan kemungkinan untuk tarif LRT Jabodebek tahap I dapat turun kembali.

"Pertimbangan bisa juga asumsi jumlah penumpang, atau kalau ada cost tertentu, atau sebaliknya ada pendapatan yang besar sehingga bisa diturunkan, nanti kita lihat justifikasinya pada akhir operasional," ujarnya.

Saat ini, progres keseluruhan LRT Jabodebek telah mencapai 67,3 persen yang terdiri dari jalur lintas Cawang-Cibubur 86,2 persen, lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 58,3 persen dan lintas Cawang-Bekasi Timur 60,5 persen.

Adapun pembangunan proyek LRT Jabodebek tahap I ditargetkan rampung dan dapat beroperasi pada bulan Juni 2021.


Menko Luhut Klaim LRT Jabodebek Lebih Unggul dari MRT

Pekerja melintas di samping rangkaian kereta LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat (13/10/2019). Interior kereta LRT juga dilengkapi dengan kursi prioritas dan khusus disabilitas serta sistem keamanan di dekat pintu keluar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim LRT Jabodebek buatan PT INKA lebih unggul dibanding MRT Jakarta.

Seperti diketahui, MRT Jakarta menggunakan kereta rel listrik produksi Sumitomo Corporation, Jepang, bekerjasama dengan Nippon Sharyo.

"Teknologinya sudah di generasi ketiga, lebih bagus dibanding teknologi MRT Jakarta," tutur dia di Cibubur, Minggu (13/10/2019).

Menko Luhut melanjutkan, sebanyak 60 persen pembangunan LRT Jabodebek mengandung lokal konten atau yang biasa disebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Hampir semua buatan dalam negeri, 60 persen lokal konten," ujarnya.

Sebagai informasi saja, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I sampai dengan 4 Oktober 2019, telah mencapai 66,13 persen. Rincian progres pada setiap lintas pelayanannya sebagai berikut:

Lintas Pelayanan 1 - Cawang – Cibubur : 85,7 persenLintas Pelayanan 2 - Cawang – Kuningan – Dukuh Atas : 56,1 persenLintas Pelayanan 3 - Cawang – Bekasi Timur : 59,5 persen 


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kursi prioritas atau khusus penumpang disabilitas di gerbong kereta LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat (13/10/2019). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya