Ramai-Ramai Mengecam Kudeta Terhadap Presiden Bolivia Evo Morales

Pengunduran diri Evo Morales menyusul perlawanan militer dan politik terhadap kekuasaannya di Bolivia sejak 2006.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2019, 15:32 WIB
Presiden Bolivia Evo Morales menyapa peserta yang mengikuti upacara ulang tahun tentara Bolivia ke-192 di Kjasina, Bolivia (7/8). Upacara militer ini digelar ditengah gurung yang jauh dari keramaian ibukota bolivia. (AP Photo/Juan Karita)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Bolivia Evo Morales mundur dari jabatannya. Pengunduran diri Morales itu menyusul perlawanan militer dan politik terhadap kekuasaannya sejak 2006.

Sejumlah pihak pun mengecam 'kudeta' terhadap Morales itu. Salah satunya Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang merupakan sekutu Evo Morales. 

Maduro yang terkadang menjadi mentor bagi Morales, meminta sekutu di seluruh dunia untuk "bergerak "melindungi pemimpin pribumi pertama Bolivia tersebut.

"Kami dengan tegas mengecam kudeta terhadap presiden saudara kami," cuit Maduro di Twitter, Senin (11/11/20019).

Pendukung Morales di Bolivia meninggalkannya setelah beberapa pekan aksi protes sengketa pemilu 20 Oktober, yang mengguncang negara Pegunungan Andes tersebut.

Evo Morales, ikon sayap kiri sekaligus penyintas terakhir dari "pink tide" Amerika Latin dua dekade lalu, pada Minggu 10 November mengatakan dirinya mundur untuk membantu memulihkan stabilitas.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Meksiko Tolak Kudeta

Orang-orang mengibarkan bendera Bolivia merayakan pengunduran diri Presiden Evo Morales di La Paz, Minggu (10/11/2019). Morales memutuskan mengundurkan diri buntut aksi protes yang dilatarbelakangi dugaan dirinya melakukan kecurangan dalam pemilu dalam beberapa pekan terakhir. (JORGE BERNAL/AFP)

Menteri Luar Negeri Meksiko menyatakan negaranya menolak apa yang dianggapnya sebagai operasi militer yang berlangsung di Bolivia. Ia menambahkan, harusnya "tidak ada kudeta".

Presiden Bolivia Evo Morales mengumumkan untuk mundur setelah adanya perlawanan politik dan militer terhadap pemerintahannya, menyusul beberapa pekan aksi protes sengketa pemilu 20 Oktober.

"Kami menolak (kudeta) ini sebab ini sama halnya dengan tragedi berdarah Amerika Latin abad lalu," kata Menteri Luar Negeri Meksiko Ebrard melalui akun Twitter miliknya, seperti dilansir Antara.

"Meksiko akan mempertahankan posisinya menghormati demokrasi dan institusi. Bukan kudeta," kata dia.


Nikaragua Mengecam

Presiden Bolivia, Evo Morales, resmi mengundurkan diri pada Minggu, 10 November 2019 setelah 13 tahun memerintah negara ini. (AP / Juan Karita)

Pemerintah Nikaragua juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam apa yang disebutnya sebagai 'kudeta' di Bolivia setelah Evo Morales mundur dari kursi Presiden Bolivia di tengah aksi protes sengketa pemilu.

"Pemerintah Nikaragua ... menentang dan mengecam keras kudeta hari ini," kata pemerintah Presiden Nikaragua Daniel Ortega, veteran sayap kiri, melalui pernyataan.

"Kami menyatakan penolakan dan menentang praktik fasis yang mengabaikan konstitusi, undang-undang yang mengatur kehidupan demokrasi negara."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya