Liputan6.com, Denpasar - Momentum Hari Pahlawan begitu bermakna bagi keluarga besar Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita alias Kapten Mudita. Pahlawan Bali yang gugur di medan perang saat mempertahankan Kemerdekaan Indonesia memiliki harapan yang cukup besar.
Diwakili sang adik, Anak Agung Gede Bagus Ardana, keluarga berharap agar Kapten Mudita dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Harapan itu disampaikan kepada Komandan Kodim 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono saat yang bersangkutan tangkil ke Puri Kilian.
"Ada beberapa harapan dari pihak keluarga yang dititipkan kepada saya, salah satunya adalah harapan agar Kapten Mudita diperjuangkan menjadi pahlawan nasional," kata Dandim Bangli yang karib disapa Letkol HTL itu, Senin (11/11/2019).
Letkol HTL amat tersanjung diberikan amanah untuk memperjuangkan Kapten Mudita menjadi pahlawan nasional. Ia berjanji akan meneruskan aspirasi dari pihak keluarga kepada stakeholder terkait.
Baca Juga
Advertisement
"Tentu amanah ini merupakan kehormatan besar bagi saya untuk dapat memperjuangkan keinginan pihak keluarga agar Kapten Mudita dinobatkan menjadi pahlawan nasional," kata Letkol HTL.
Bagi Letkol HTL, Kapten Mudita dipandang layak menyandang status pahlawan nasional, karena sikapnya yang begitu gigih memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, kata dia, Kapten Mudita tak hanya rela mengorbankan tahta dan hartanya, tetapi juga tak takut kehilangan nyawanya demi bebasnya negeri ini dari penjajahan.
"Dalam pandangan saya, Kapten Mudita merupakan pejuang yang layak dan memenuhi syarat untuk menyandang status pahlawan nasional. Sebagai Dandim Bangli yang diberikan amanah ini, saya akan berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang saya miliki untuk mewujudkan harapan tersebut," kata Letkol HTL.
Di sisi lain, ia berpesan kepada generasi muda untuk terus meneladani dan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan kegiatan yang positif. Ia percaya generasi muda yang kuat akan membawa Indonesia kepada puncak kejayaannya. Kapten Mudita dilahirkan pada tahun 1924. Ia merupakan figur yang amat cakap dalam menyusun perang gerilya.
Merdeka Seratus Persen
Lantaran kecakapannya dalam perang gerilya, Komandan Perang Gerilya I Gusti Ngurah Rai mengangkat Kapten Mudita sebagai Koordinator Wilayah Pertempuran Bali Timur yang meliputi wilayah Bangli, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem.
Untuk mendukung perjuangan gerilya itu, Kapten Mudita mampu memobilisasi rakyat. Bahkan, tanah seluas sekitar 100 hektare milik keluarganya dihibahkan kepada masyarakat untuk mendukung perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Kapten AA Anom Mudita gugur dalam kepungan musuh pada 20 November 1947, tepat setahun setelah Perang Puputan Margarana, 20 November 1946 antara Pasukan Ciung Wanara dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai. Sesaat sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Kapten Mudita memekikkan 'Merdeka Seratus Persen' dengan lantang, yang membuat Belanda kembali menembak dirinya hingga tersungkur tak bernyawa.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement