Ada Ikatan Batin, Nasib Volkswagen Tak Akan Seperti Chevrolet

Siap undur diri dari Indonesia, General Motors (GM) mengaku penjualan Chevrolet di pasar otomotif Tanah Air tidak dapat memberikan keuntungan berkesinambungan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 11 Nov 2019, 18:30 WIB
Logo Volkswagen (Foto: Julian Stratenschulte/EPA).

Liputan6.com, Jakarta Siap undur diri dari Indonesia, General Motors (GM) mengaku penjualan Chevrolet di pasar otomotif Tanah Air tidak dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Meski demikian, GM akan tetap memberikan pelayanan kepada pelanggan dalam bentuk layanan garansi dan purna jual.

Melihat hal tersebut, Volkswagen menegaskan pihaknya tak akan mengikuti jejak pabrikan otomotif asal Amerika Serikat tersebut.

"Kalau kita lihat si C (Chevrolet) itu hengkang sesuatu yang biasa ya, si F (Ford) nya juga hengkang kan. Itu memang kalau lihat polanya kesana, kalau saya boleh komentar, itu bagian dari strategi mereka," kata Jonas Chendana, Chief Operating Officer, PT Garuda Mataram Motor (GMM).

Saat disinggung angka penjualan VW yang hampir mirip dengan Chevrolet di Indonesia, Jonas menegaskan sejarah pabrikan otomotif asal Jerman ini sangat melekat dengan konsumen Tanah Air.

"Kita bikin pabrik, baru bikin pabrik. Walau mereka (GM) juga bikin pabrik tapi kan ujung-ujungnya komitmen. Makanya kita tadi ngomong di awal, Indonesia sama VW itu ikatannya dalam. Pernah ada cerita dulu mobil VW Camat. Nah ini kita akan ulang dan kita percaya. Istilahnya VW itu sama Indonesia bukan sesuatu yang baru lah, udah ada ikatan kebatinannya," ujarnya.

 


General Motors Resmi Setop Jualan Chevrolet di Indonesia

 Kabar tidak menyenangkan kembali terjadi di industri otomotif. Salah satu pabrikan asal Amerika Serikat (AS), General Motors (GM) berencana untuk menghentikan penjualan Chevrolet di pasar domestik Indonesia pada akhir Maret 2020. Namun, GM akan tetap memberikan pelayanan kepada pelanggan dalam bentuk layanan garansi dan purna jual.

Dijelaskan Hector Villarreal, President GM Asia Tenggara, bahwa keputusan ini diambil setelah melalui serangkaian pertimbangan yang menyeluruh dari berbagai rencana bisnis yang memungkinkan bagi GM Indonesia, di masa yang akan datang.

"Secara global, GM telah mengambil langkah-langkah yang sulit untuk memfokuskan aset dan sumber daya yang dimilikinya. Keputusan yang sulit ini konsisten dengan strategi global GM untuk tetap berfokus pada pasar yang memiliki jalur yang jelas untuk mencapai keuntungan yang berkesinambungan," jelas Hector Villarreal, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (28/10/2019).

Hector menjelaskan lebih lanjut, di Indonesia, GM tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan.

"Faktor-faktor ini juga membuat kegiatan-kegiatan operasional kami menjadi semakin terpengaruh oleh faktor-faktor yang lebih luas di Indonesia, seperti pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing," tegasnya.

Dengan keputusan ini, GM juga mengumumkan dengan berat hati, jika hal ini ini akan memiliki dampak pada beberapa karyawan. "Dalam hal ini, GM akan memberikan pesangon yang sesuai dalam proses peralihan ini. Kami juga berkomitmen untuk membantu para pihak dalam proses peralihan ini," tambahnya.

"Para pemilik Chevrolet juga dapat memastikan bahwa kami akan tetap mengakui keberlakuan seluruh jaminan kendaraan dan memberikan layanan purna jual. Kami akan tetap melayani setiap pelanggan untuk perawatan dan perbaikan kendaraan Chevrolet mereka di outlet resmi kami di seluruh Indonesia," pungkas Villareal.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya