Liputan6.com, Irak - Protes antipemerintah di seluruh Irak sejak 1 Oktober masih terjadi hingga kini. Menurut pernyataan Komisi Tinggi Irak Urusan Hak Asasi Manusia, jumlah korban jiwa akibat demonstrasi itu telah mencapai 319 orang.
Komisi juga menyatakan 15.000 orang cedera selama demonstrasi di Irak.
Advertisement
Di tengah demonstrasi yang menewaskan banyak orang, Amnesty International telah menyeru pemerintah agar mengendalikan pasukan keamanan, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (12/11/2019).
Melalui satu pernyataan yang diunggah di laman presiden, Pemerintah Irak menyatakan menolak campur tangan militer terhadap para demonstran yang berunjuk rasa secara damai.
Penyebab Kerusuhan
Kemarahan rakyat telah bergolak di Irak dalam beberapa tahun belakangan akibat pengangguran yang meningkat dan korupsi yang marak. Banyak warga kurang mendapatkan berbagai layanan dasar, seperti listrik, dan air bersih.
Pengangguran di kalangan pemuda Irak mencapai 25 persen, kata Bank Dunia. Negara tersebut juga menempati posisi ke-12 negara paling korup di dunia, menurut beberapa organisasi yang memantau transparansi.
Advertisement