Liputan6.com, Jakarta - Saat ini dompet digital banyak menawarkan kemudahan transfer antarbank dengan tanpa memungut biaya alias gratis. Hal itu membuat masyarakat lebih memilih melalukan transfer antarbank via dompet digital.
Direktur BCA, Santoso mengungkapkan perbankan melihat fenomena tersebut bukan ancaman bagi eksistensi bank. Pasalnya, limit transfer di dompet digital tidak terlalu besar.
Advertisement
“Sebetulnya kalau fintech sekarang kan yang masih bisa dilakukan kan hanya emoney server based. Emoney server based sendiri limitnya tidak terlalu besar,” kata dia saat ditemui di Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (11/11).
Dengan demikian, transaksi dengan nominal yang besar masih tetap dilakukan di bank.
Namun, dia menegaskan BCA menyambut positif adanya inovasi para dompet digital yang dapat melakukan transfer ke bank dengan gratis.
“Pada dasarnya kalau ditanya bagaimana dengan BCA, BCA welcome artinya karena kita sadar untuk transaksi yang small ticket size saya pikir bisa saja dilakukan oleh fintech-fintech karena itu memberikan efisiensi,” ujarnya.
“Tapi kita gak perlu khawatir terhadap fintech-fintech tersebut karena fintec-fintech tersebut memberi nilai tambah,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengikuti Perkembangan
Dia menyatakan pihaknya akan terus mengikuti semua perkembangan fintech tersebut.
“Semua ada masanya kan sebetulny fintech itu ingin mengumpulkan data melihat loyalitas customur, tapi perjalananya akan terus menerus kita ikuti dan kita tidak saling mematikan, kita saling mendukung yang lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini dompet digital yang dapat melakukan transfer ke rekening bank adalah Ovo dan Dana.
Advertisement
BCA Bakal Suntik Bank Royal Sebesar Rp 700 Miliar
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan menyuntik dana senilai Rp 700 miliar kepada PT Bank Royal Indonesia.
Sebagai anak usaha, Bank Royal nantinya akan difokuskan pada segmen perbankan digital. Selain itu, upaya penyuntikan BCA ke Bank Royal juga dilakukan agar perusahaan dapat menjadi bank buku II.
Akan tetapi, syarat modal inti bank buku II sendiri ialah Rp1 triliun. Adapun bank buku II merupakan bank yang memiliki modal inti sebesar Rp1-5 triliun.
"Yang jelas kita siapkan untuk jadi BUKU 2. Karena kalau digital harus BUKU 2, jadi kita akan siapkan untuk jadi bank buku 2," tuturnya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Jahja menjelaskan, saat mengakuisisi penuh saham Bank Royal Indonesia modal intinya hanya Rp 300 miliar. Sebab itu, pihaknya memproyeksi dana yang akan disuntik di kisaran Rp700 miliar.
"Tapi kita harus tetap inject, jadi Rp 1 triliun itu modal dasarnya. Nanti kita tambah Rp 700 miliar," kata dia.
Adapun penyuntikan dana dari BCA kepada PT Bank Royal Indonesia kata dia akan dilakukan secara langsung.
"Langsung, nanti kita langsung suntikan," pungkasnya.