Atlet Rugbi Australia Bebas dari Penjara Bali Usai Berdamai dengan Aparat

Pemain rugbi Australia dari klub Star Brisbane Broncos, David Fifita, telah dibebaskan dari kantor polisi di Bali setelah ditangkap atas tuduhan serangan di luar sebuah klub malam pada akhir pekan lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2019, 09:00 WIB
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Bali - Pemain rugbi Australia dari klub Star Brisbane Broncos, David Fifita, telah dibebaskan dari kantor polisi di Bali setelah ditangkap atas tuduhan serangan di luar sebuah klub malam pada akhir pekan lalu.

Atlet berusia 19 tahun itu diduga telah memukul penjaga keamanan di luar klub malam La Favela di Seminyak, klub yang sama di mana atlet asal Melbourne, Nelson Asofa-Solomona, juga terlibat dalam sebuah insiden pada bulan Oktober.

Dalam konferensi pers, Fifita menyampaikan beberapa kata kepada media.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang terlibat, termasuk polisi dan klub saya dan saya akan membuat pernyataan di akhir minggu ini," katanya seperti dikutip dari ABC Indonesia, Selasa (12/11/2019).

Meski atlet Australia itu irit bicara, pengacaranya, Muhammad Rifan, membantah ada sejumlah uang tutup mulut yang terlibat terkait insiden malam itu, yang ia gambarkan sebagai tamparan dan bukan pemukulan.

"Tak ada uang kompensasi apapun, kami hanya meminta maaf kepada korban dan kemudian korban memaafkannya," kata Rifan kepada jurnalis.

"Tak ada pemukulan dalam hal ini, yang terjadi itu tamparan," sebutnya.

Pada hari Minggu (10/11/2019), Fifita, dengan bantuan pengurus klub di Australia tempat ia bermain --yakni Adam Walsh, telah melakukan "perjanjian damai" dengan penjaga keamanan bernama Dani Irawan yang diduga diserangnya. Upaya ini membuka jalan bagi pembebasannya pada hari Senin (11/11/2019).

Simak video pilihan berikut:


Dimaafkan

Bendera Australia (AFP)

Penjaga yang menuduh Fifita memukulnya dilaporkan telah mengampuni pemuda berusia 19 tahun itu dan menerima permintaan maafnya.

Fifita diperkirakan harus menghadap Unit Integritas NRL (Liga Rugbi Australia) atas insiden tersebut ketika ia kembali ke Australia -sesuatu yang disinggung oleh klubnya dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu (10/11/2019).

"David (Fifita) menghormati hukum Indonesia dan bekerja sama dengan pihak berwenang setempat," kata klub Broncos dalam pernyataan itu.

"Broncos juga bekerja dengan unit integritas NRL dalam masalah ini.

"Klub akan memberikan lebih banyak keterangan jika saatnya sudah tepat."

Fifita juga termasuk di antara para pemain klub Broncos yang dikritik karena memainkan mesin judi pada malam sebelum mereka dikalahkan oleh klub Parramatta dalam laga final NRL yang memalukan.

Dijadwalkan memasuki tahun terakhir kontraknya dengan klub Brisbane, Fifita dianggap sebagai atlet paling diinginkan untuk musim 2021 dan ia dilaporkan menjadi target penawaran senilai AU$ 1 juta (atau setara Rp 10 miliar).

Insiden dugaan penyerangan itu terjadi dua minggu setelah Fifita menjadi kapten tim junior Australia yang menang atas tim Perancis di Wollongong.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya