Dokter di AS Lakukan Transplantasi Paru Ganda untuk Pasien Rokok Elektrik

Dokter di Detroit, AS dikabarkan melakukan transplantasi paru-paru ganda untuk seorang pasien penyakit akibat rokok elektrik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Nov 2019, 20:00 WIB
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dokter di sebuah rumah sakit di Detroit, Amerika Serikat melakukan transplantasi paruganda pada seorang pasien yang mengalami penyakit akibat kebiasaan mengisap rokok elektrik.

Dalam rilisnya, Henry Ford Health System menyatakan bahwa transplantasi paru ganda ini merupakan yang pertama kali di dunia dan akan dilakukan pada pasien yang organnya rusak akibat rokok elektrik. Adapun, rinciannya belum diketahui lebih lanjut.

Kabar tersebut disambut baik oleh beberapa pakar di Amerika Serikat. Mengingat kasus yang disebut EVALI itu, sudah memakan lebih dari 2.000 warga negeri Paman Sam.

"Akan lebih baik jika itu yang terakhir, jika epidemi cedera paru akut bisa dikendalikan," kata David Christiani dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Massachusetts General Hospital di Boston seperti dikutip dari CTV News pada Selasa (12/11/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Pertama di AS

Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Dokter paru di Intermountain Health Care di Salt Lake City, Denitza Blagev mengatakan, transplantasi paru ganda semacam ini kemungkinan menjadi yang pertama di negara tersebut.

"Saya tidak tahu dan 100 persen yakin belum ada pasien di sistem kita yang memiliki transplantasi paru akibat rokok elektrik atau cedera paru terkait vaping," kata Blagev.

Dilaporkan USA Today, setidaknya sudah ada sekitar 39 orang meninggal karena kasus penyakit paru terkait rokok elektrik ini.

Semua pasien EVALI melaporkan riwayat penggunaan produk semacam itu. Banyak dari mereka yang mengungkapkan pemakaian produk vape yang mengandung tetrahydrocannabinol atau THC, bahan kimia yang juga ditemukan dalam ganja.

Center for Disease Control and Prevention sendiri belum menentukan satu senyawa atau bahan yang menyebabkan penyakit tersebut. Namun, kecurigaan mengarah pada vitamin E asetat, zat tambahan dalam beberapa produk THC yang dianggap terkait dengan EVALI.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya