Liputan6.com, Hong Kong - Beberapa sekolah dan universitas di Hong Kong tutup pada Selasa 12 November 2019, ketika gelombang demonstrasi kembali melanda wilayah otonomi khusus China itu.
Gelombang demonstrasi terbaru disebabkan oleh penembakan yang dilakukan oleh polisi kepada dua orang demonstran pro-demokrasi Senin 11 November kemarin.
Sementara itu, penutupan sekolah dan universitas dipicu oleh rencana demonstran yang hendak memblokade jalan utama kota, yang diprediksi akan menyebabkan gangguan lalu lintas sehari penuh.
Baca Juga
Advertisement
Banyak jalur serta stasiun kereta juga ditutup atau ditunda keberangkatannya, sementara polisi berjaga dan melakukan penggeledahan kepada para calon penumpang yang menyebabkan antrean panjang. Sebagian besar tenaga kerja kota bergantung pada transportasi umum untuk perjalanan harian mereka.
Sementara itu, polisi antihuru-hara dilaporkan memasuki beberapa universitas pada hari Selasa pagi, menembakkan gas air mata di salah satu kampus untuk membubarkan siswa yang ambil bagian dalam demonstrasi pro-demokrasi kota, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/11/2019).
Yayasan Sekolah Bahasa Inggris Hong Kong (ESF) mengatakan, "karena kepedulian kami terhadap keselamatan siswa dan staf kami, semua kelas ESF ditangguhkan hari ini. Siswa tidak boleh bepergian ke sekolah".
Sebuah sekolah dasar setempat mengatakan akan ditutup karena "konflik serius di distrik sekolah" dan memperingatkan sekolah itu mungkin terpengaruh oleh gas air mata.
Berbicara pada Selasa pagi, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan meskipun ada kerusuhan, tidak akan ada penskorsan semua sekolah.
Polisi menembakkan gas air mata di Universitas Kota Selasa pagi dan perselisihan antara mahasiswa dan polisi anti huru hara berlanjut sepanjang hari.
Mahasiswa di Politeknik Hong Kong juga mencoba mengganggu lalu lintas di dekat kampus mereka.
Simak video pilihan berikut:
Menyusul Insiden Berdarah pada Senin 11 November 2019
Rangkaian demonstrasi terbaru memanas setelah insiden penembakan peluru tajam oleh polisi kepada dua demonstran pada Senin 11 November 2019 kemarin.
Kedua korban kini dilaporkan dalam kondisi kritis. Pada hari kejadian, saksi mata memperlihatkan dalam sebuah rekaman Facebook Live bahwa salah seorang korban bersimbah darah saat terjerembab di tanah usai ditembak polisi.
Ada bentrokan di seluruh Hong Kong dan polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke pengunjuk rasa.
Di Universitas China di Hong Kong, polisi menembakkan peluru karet sebagai tanggapan terhadap pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata sementara di Politeknik Hong Kong, polisi menembakkan gas air mata pada sebuah demonstrasi.
Beberapa universitas telah menangguhkan kelas pada hari Senin karena kerusuhan.
Lebih dari 260 orang ditangkap pada hari Senin, menurut polisi, membawa jumlah penangkapan menjadi lebih dari 3.000 sejak protes dimulai pada bulan Juni.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, berbicara di sebuah konferensi pers pada malam hari, menyebut para demonstran sebagai musuh rakyat.
Sementara itu AS telah menyatakan "keprihatinan besar" atas situasi di Hong Kong, mengutuk "kekerasan di semua sisi" dan menyerukan semua pihak menahan diri.
Advertisement